Andrew Darwis : "Kaskus ini kayak kutukan buat gue, tapi ... ..."

Di Terbitkan Ardana

Permisi para kaskuser dan senior sekalian. Ane masih newbie total, dan ini thread pertama ane. Ane kutip beberapa wawancara U Magz tahun 2011 dengan Andrew Darwis, Si Juragan Kaskus. Mohon masukan dan bimbingan dari senior sekalian. :malus:Yb

Andrew Darwis : "Kaskus ini kayak kutukan buat gue, tapi ... ..."

Andrew Darwis menciptakan Kaskus di Amerika Serikat pada 1999. Ide membuat situs lahir saat dia tengah mengerjakan tugas kuliah membuat program dari free software.

Sempat kuliah tiga semester di Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Andrew melompat ke Seattle Art Institute Amerika Serikat untuk meneruskan studi. Kembali ke Jakarta pada 2008, dia memboyong server kaskus. Dia merekrut tim baru untuk mereposisi situs ini. Terseok seok di awal, Kaskus kini Berjaya: pengikutnya bertambah, bisnisnya menjulang-dari tadinya nol, bahkan minus. Sederet prestasi pun direbut.

Tapi Andrew tetaplah Andrew yang geeky, gugupan, dan benci berpidato walau Kaskus sudah kaya dan terkenal. Di antara berbagai label yang disematkan orang, dia lebih suka disebut penggila internet saja.

Penampilannya saat ditemui U Magz amat bersahaja: kemeja tangan panjang abu abu, celana hitam dan sepatu hitam Hush Puppies."Dari atas sampai bawah dibelikan orang, karena saya malas belanja," Kata Andrew Darwis.

Berikut ini beberapa petikan wawancara antara Juragan Kaskus dan U Magz :

Spoiler for Tentang Kaskus:

[imagetag]

Pernah membayangkan Kaskus jadi sebesar ini?
Enggak juga. Awalnya kita bikin untuk seru-seruan, sharing info tentang Indonesia. Pada 1998, sarana untuk mahasiswa Indonesia di luar negeri buat ngobrol dan meng-update berita dari tanah air masih terbatas.

Berapa ongkos awalnya?
Cuma tujuh dolar, untuk hosting saja. Waktu itu saya sudah bekerja di lyrics.com dan Kaskus hanya sambilan. Dan Kaskus sudah jalan sendiri dengan iklan dari Google Adsense. Kita enggak ngapa-ngapain saja tiap bulan dapat duit sekitar US$ 1.500 (sekitar Rp. 14 Juta pada nilai tukar sekarang). Untuk operasional hanya butuh US$ 400.

Apa rencana awal anda ketika membuat Kaskus?
Dari awal membuat Kaskus, tujuan kami bertiga (Andrew, Ronald dan Budi, pendiri Kaskus) bukan profit. Kaskus for free dan semua boleh pakai. Semua forum kita buka dan bebas. Makanya banyak orang yang masuk ke Kaskus tidak saling kenal sebelumnya, tapi menjadi teman karena kesamaan internet.

Ceritakan tentang tim anda?
Ada 38 orang di Kaskus sekarang, rata rata di bawah 30 tahun. Kultur kerja kami fun. Terlalu banyak fun malah. Kalau Ken (Ken Dean Lawadinata, CEO Kaskus) kirim email ke milis kantor, dia bilang, "Maaf, mengganggu waktu kalian main-main, saya mau kasih pengumuman rapat," ha ha ha.

Bagaimana karakter umum para Kaskuser?
Banyak member yang di dunia maya bawel dan galak, tapi ketika ketemu di dunia nyata malah pendiam, malu malu, dan foto bareng. Jadi Kaskus seperti alter ego mereka, tempat orang melepas stress.

Alter Ego? Beri contoh dong …
Pernah saya jualan iklan ke salah satu perusahaan gede. Bosnya menawari kami kopi luwak yang baru dikasih temannya. Dia tidak tahu cara bikinnya, trus Danny bilang buka saja di Kaskus dengan keyword "seduh luwak". Keluarlah artikel cara menyeduh kopi luwak yang detail, lengkap dengan komposisi air hangat dan lain lain. Setelah di print, artikel itu dikasih ke office boy (OB). Bosnya bilang, "ikuti persis seperti ini, jangan sampai salah." Si OB diam dan mendadak berkaca kaca.

Kenapa?
Ternyata yang diprint itu tulisan dia. Rupanya, si OB demen banget kopi sehingga sering bikin artikel tentang kopi. Tulisan dia di Kaskus bisa mendapat komentar ratusan orang. Dia senang dan merasa diperhatikan. Dia menemukan jati dirinya di Internet.

Pernah bikin kumpul-kumpul akbar?
Pengen banget. Mungkin di Gelora Bung Karno, Senayan, pas ulang tahun Kaskus, 6 November. Massa Kaskus banyak. Ada yang bilang kami bisa bikin partai. Tapi Partai Kaskus Indonesia, kalau disingkat, jadi PKI. Ha ha ha ha

Bagaimana Kaskus memantau acara komunitas-komunitasnya?
Sekali-sekali saya datang. Pernah saya diundang ke acara komunitas supernatural Kaskus. Pas gue dating, ternyata ada pendeta, ustad, dan orang orang supernatural. Semuanya kaskuser. Pernah suatu ketika, kami umumkan di web, server, aka nada di-maintain. Ada orang pintar kirim sms ke saya, dan bilang dia bikin pagar gaib untuk melindungi Kaskus. Rupanya, Kaskus dijaga secara teknologi dan supernatural. Ha ha ha ha.

Ayah Andrew Darwis adalah pemasok besi untuk untuk pabrik. Ibunya mengurus rumah tangga. Namun mereka, mengerti betul kegemaran anaknya pada computer. Ayahnya membelikan computer Macintosh saat Andrew di Sekolah Dasar. Ibunya memanggil guru game ke rumah. Meski Andrew sempat disemprot gara gara menghabiskan pulsa telepon rumah untuk internet, orangtuanya amat memperhatikan minatnya. Dengan dana pas-pasan, mereka setuju mengirim Andrew ke Seattle-dengan uluran bantuan seorang paman.

Kini setelah sang anak sukses, giliran ibunya menagih: calon istri. Sang mama agaknya cemas juga melihat anaknya terlalu mesra dengan computer. Di akhir pecan, saat teman temannya bergaul, Andrew lebih suka mengeram di depan layar. Menurut Andrew, mamanya sudah "pasrah" soal pacar. Yang jumpalitan justru teman-temannya di kantor. Mereka giat menyodorkan calon, tapi tak satu pun tercantol di hati Andrew.

Sejatinya dia pernah dekat dengan seorang wanita, teman semasa sekolah menengah pertama. Tapi, tiap kali mereka keluar bareng, Andrew merasa tidak nyambung mengobrol. "kalau ketemu, kami malah diem-dieman. Setiap mau ketemu, gue malah jadi beban,"katanya. Maka kini dia kembali berkencan dengan pacar lamanya: server. "Server, kalau ada masalah, pasti (munculnya) di weekend. Dia pencemburu sekali, enggak rela gue pergi dengan orang lain. Ha ha ha ha…"

Spoiler for Tentang Andrew Darwis:

[imagetag]
Memang waktu kecil ingin jadi apa?
Kalau ditanya mau jadi apa, gue enggak tahu. Sejak SD, gue demen banget sama computer. Teman teman tahu kalau gue super geek. Jadi kalau ada kerjaan computer, mereka pasti meng-copy hasil kerjaan gue. Baru ketika gue masuk sekolah menengah umum, Internet mulai booming, masih pakai dial up. Waktu itu yang ngetren adalah chatting di IRC. Tagihan telepon rumah membengkak sampai Rp. 200ribu,-. Gue dimarahin nyokap karena buang buang duit untuk chatting dan main game.

Soal lain neh, gimana soal teman hidup?
Wah, masih belum ada. Kalau gue datang ke kampus kampus, yang tahu Andrew Kaskus kebanyakan cowok. Kata Ken dan Danny target kita sekarang adalah perbesar forum forum untuk wanita supaya gue dapat pasangan. Selama ini gue pacaran sama server melulu.

Seperti apa perempuan yang anda cari?
Harus Kaskuser. Kalau enggak, dia enggak ngerti dunia gue. Pacaran sebentar pasti dia marah marah karena gue di depan computer terus.

Secara fisik?
Memory harus banyak, harddisk mesti besar, seperti serverlah. Ha ha ha

Ayo dong, seriusnya gimana?
Seriusnya, gue suka cewek yang tinggi. Tapi yang nyamperin gue kok cowok semua ya, ha ha ha … …. Ken sepupu gue itu, beberapa kali berusaha menjodohkan gue ke teman-temannya, tapi enggak enggak ada yang nyantol. Sampai dia menyerah. Pernah gue dikontak freemantle media, diajak ikut acara Take Me Out. Gue enggak mau kesannya gue jual murah banget.

Ha ha ha. Jadi jual mahal nih?
Bukan jual mahal, tapi terlalu pilih pilih.

Tidak pernah liburan ke luar kota?
Tidak bisa. Gue enggak mungkin hidup tanpa internet. Setiap mau jalan jauh, gue harus mikir ada internetnya atau enggak. Kalau pilih hotel, pertimbangan utamanya internet. Gue enggak bisa apa apa tanpa Internet. Jadi, kaskus ini kayak kutukan buat gue, tapi kutukan yang bagus nih. :Yb

Hal apa yang membuat anda sedih?
Kalau server down. Banyak yang kirim email dan teriak di twitter. Mereka teriak: "tolong, min, cepetan naikin servernya, gue enggak dapet duit hari ini"

Sebaliknya, hal apa yang membuat senang?
Kalau server tidak down, ha ha ha.

Punya hobi khusus yang tak ada hubungannya dengan kaskus atau computer?
Enggak ada. Hobi gue ya ngaskus. Paling sekali sekali nonton. Terakhir gue baru nonton King's Speech. (ini info dari majalah April 2011, gan).

Makan-makan?
Enggak, makanya gue kurus begini. Di Seattle paling makannya Indomie. Kopi dan Soda juga enggak. Kalau makan di luar, biasanya ke tempat itu itu aja dengan menu yang sama.

Apa benda termahal yang pernah di beli untuk senang senang?
Mobil mobilan remote control pake bensin. Dulu beli di Amerika, harganya US$ 1.400.

Sumber : Majalah U Edisi April 2011

Postingan menarik lainnya:

29 Sep, 2012


-
Source: http://kaskusbetarefresh.blogspot.com/2012/09/andrew-darwis-kaskus-ini-kayak-kutukan.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
Diterbitkan Oleh : Lebihunik.com

ARTIKEL TERKAIT