Yahudi Dan Percaturan Dunia

Di Terbitkan Ardana

bendera israel dibakar

Oleh:  Ustadz Achmad  Rofi'i, Lc.M.Mpd.
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى,

Dalam pertemuan kali ini, kita mencoba untuk memaparkan perkara yang termasuk penting bagi penyadaran ummat ini, berkenaan dengan apa yang menjadi musuh Allah سبحانه وتعالى dan Rasulullah صلى الله عليه وسلم; supaya kita bisa menjaga diri dan berhati-hati, dan pada akhirnya adalah agar kita selamat. Karena kaum Muslimin terkadang lalai (lengah), seperti mereka itu tidak merasakan sesuatu, padahal bisa jadi mereka telah menjadi korban, yang dapat membahayakan dirinya di dunia dan di Hari Akhir. Oleh karena itu, hendaknya kita waspada. Satu sama lain saling mengingatkan dan saling bergandeng-tangan menuju cinta dan ridha Allah سبحانه وتعالى.

Dengan demikian, judul bahasan kali ini adalah "Yahudi dan Percaturan Dunia". Namun demikian, judul ini insya Allah tidak akan keluar dari koridor Syar'ie, dan bukanlah sekedar berupa wawasan saja.
Seperti halnya orang yang bermain catur, maka dalam permainan itu ada maju, mundur, langkah ke samping kiri atau ke samping kanan. Ada yang menjadi raja, ada yang menjadi tentara (pion), ada yang menjadi benteng, ada perdana menteri-nya dan seterusnya. Dan kenyataan yang ada di dunia ini adalah kita (kaum Muslimin) dipermainkan antara lain oleh Yahudi. Kita mendengar berita setiap hari, khususnya orang-orang Palestina dimana negara mereka dicaplok oleh Zionis Israel. Dan dimana orang-orang Palestina setiap saat, mulai dari bayi-bayi, remaja, laki-laki ataupun perempuan, dewasa ataupun orang-orang lanjut usia, setiap hari mereka menjerit. Hanya saja kita tidak mendengar. Bahkan darah mereka tertumpah semau Zionis Israel. Itu terjadi setiap hari, dan setiap hari berjatuhan korban.

Saat ini kita mengatakan "Itu kan terjadi di sana (Palestina)", tetapi wahai kaum Muslimin, tidak sedikit dari kalangan kita yang mengatakan bahwa "Bisa saja kejadian seperti mereka itu akan terjadi di negeri kita Indonesia; atau sedang dalam proses menuju ke negeri kita".  Mengapa kita tidak berwaspada?
Sudah disebutkan dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah (2) ayat 120 dan 217. Bila kita pahami ayat-ayat tersebut, maka kita akan tahu berita dari Allah سبحانه وتعالى kepada kita tentang perilaku Yahudi itu.
Perhatikanlah firman Allah سبحانه وتعالى dalam QS. Al Baqarah (2) ayat 120 berikut ini:

وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللّهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ
Artinya:
"Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu."

Jadi yang menjadi target mereka adalah: Bagaimana kita mengikuti (mengekor) mereka. Kalaupun kita tidak pindah ke agama mereka, tetapi yang penting adalah agar kita mengikuti mereka. Dalam ayat tersebut ada ancaman Allah سبحانه وتعالى, bahwa siapa yang tetap mengikuti hawa nafsu mereka (Yahudi dan Nashrani), maka ia tidak berhak mendapatkan perlindungan dan pertolongan dari Allah سبحانه وتعالى.
Itulah berita dari Allah سبحانه وتعالى, dan ayat tersebut sering diulang-ulang dalam Al Qur'an. Tetapi bukan seringnya diulang, melainkan marilah kita aplikasikan apa bentuk konkretnya dari kita mengerti dan memahami seringnya diulang ayat tersebut. Bukan saja sekedar kuantitas, tetapi juga secara kualitas.

Kemudian perhatikanlah firman Allah سبحانه وتعالى dalam QS. Al Baqarah (2) ayat 217 berikut ini:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ اللّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِندَ اللّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلاَ يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىَ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُواْ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُوْلَـئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Artinya:
"Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil Haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."

Itulah Yahudi dan Nashrani, mereka tidak pernah akan berhenti sampai Hari Kiamat, selama hayat masih dikandung badan, maka mereka tidak pernah berhenti memerangi kita ummat Islam. Dan barang siapa yang murtad karena pengaruh mereka, maka gugurlah amalannya di dunia dan di Hari Akhirat nanti, serta akan menjadi penghuni neraka selamanya. Na'uudzu billaahi min dzaalik.

Hendaknya kita punya rasa takut dengan ancaman Allah سبحانه وتعالى  tersebut. Ayat itu memberikan pemahaman kepada kita (ummat Islam) bahwa kita ini semestinya dan harusnya sadar bahwa di sekeliling kita ini banyak tantangan. Jangan terlena, karena target mereka (Yahudi dan Nashrani) itu adalah agar : Ummat Islam musnah atau menjadi kaafir !

Untuk istiqamah tidaklah mudah, maka dipilihnya tema kajian ini adalah karena adanya 3 alasan yang menjadi latar belakang, yakni:

1. Agar kita (Ummat Islam) berhati-hati dan waspada. Yang kewaspadaan itu telah disinyalir oleh Allah سبحانه وتعالى (seperti dalam surat Al Baqarah (2) ayat 120 di atas), berkenaan dengan Yahudi dan Nashrani.

2. Kita harus selalu ingat (sadar) bahwa mereka (Yahudi dan Nashrani) selalu mengintai kita. Sehingga membahas tentang masalah ini adalah merupakan upaya agar kita bisa istiqamah.
Di dalam do'a yang diriwayatkan oleh Imaam At Turmudzy dalam Sunan-nya no: 2140 dan dishahihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany, dari Shahabat Anas bin Maalik رضي الله عنه, beliau berkata bahwa adalah Rasulullah صلى الله عليه وسلم memperbanyak do'a berikut ini:

يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
"Ya muqollibal quluub, tsabbit qolbi 'alaa diinik"
(Wahai Yang membolak-balikkan hati, teguhkan dan tetapkanlah hatiku diatas dien-Mu),
Maka, cara agar kita teguh adalah dengan selalu ingat, sadar dan waspada bahwa mereka (Yahudi dan Nashrani) selalu mengintai kita.

3. Upaya mengetahui kejelekan (kejahatan) Yahudi ataupun Nashrani ini, adalah agar kita bisa menyikapinya. Hendaknya kita mengambil pelajaran dari perkataan Shahabat Hudzaifah Ibnul Yaman رضي الله عنه dalam suatu Hadits yang panjang, sebagaimana diriwayatkan oleh Imaam Al Bukhary no: 3606  berikut ini:

عن حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ يَقُولُ كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا فَقَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ
Artinya:
Dari Hudzaifah bin Al Yamaan رضي الله عنه berkata, " Orang-orang bertanya pada Rasulullah صلى الله عليه وسلم tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya tentang kejahatan, karena takut hal itu menimpaku."

Maka aku katakan, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya dulu kita berada dalam kejahiliyahan (kebodohan) dan kejahatan, lalu Allah datangkan pada kami kebaikan (–Islam –pent) ini, maka apakah setelah kebaikan ini akan datang kejahatan?"

Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, "Ya."  Aku bertanya lagi, "Apakah setelah kejahatan itu akan muncul lagi kebaikan?"  Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, "Ya. Tetapi di dalamnya terdapat noda."  Aku bertanya lagi, "Noda apakah itu?" Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, "Yaitu suatu kaum yang berpedoman bukan dengan pedomanku. Kamu tahu dari mereka dan kamu ingkari."

Aku bertanya lagi, "Lalu apakah setelah kebaikan itu akan muncul lagi kejahatan?"  Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, "Ya. Yaitu para da'i (penyeru) kepada pintu-pintu jahannam. Maka barangsiapa yang memenuhi panggilan mereka, niscaya mereka akan mencampakkannya pada jahannam itu."
Aku bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, gambarkanlah kepada kami tentang mereka."
Lalu beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, "Mereka adalah dari kalangan kita. Berkata dengan bahasa kita."

Aku bertanya, "Apa yang kau perintahkan padaku, jika hal itu menimpaku?"  Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, "Berpegang teguhlah dengan jama'ah muslimin, dan Imaam mereka (– kelompok yang berpegang teguh dengan Al Haq – pent)."
Aku bertanya, "Jika mereka tidak punya jama'ah dan tidak punya Imaam?"  Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, "Maka tinggalkan semua golongan itu, walaupun kamu harus menggigit akar pohon sampai kamu mati, sedangkan kamu berada dalam keadaan demikian."

Oleh karena itu, upaya kita mempelajari tentang kejahatan Yahudi ataupun Nashrani, dimana mereka itu berperan dalam percaturan dunia di zaman sekarang ini adalah agar kita berhati-hati. Jangan-jangan bidikan mereka itu ditujukan kepada kaum Muslimin, antara lain kita kaum Muslimin di Indonesia ini. Jangan sampai kita lengah dan menjadi sasaran mereka.

Sebagai Muqaddimah, dengan ini disampaikan bahwa:

1. Pemilihan itu adalah Hak Allah سبحانه وتعالى.
Siapa yang dipilih menjadi Rasul atau tidak menjadi Rasul, itu adalah Hak Allah سبحانه وتعالى. Kenapa Muhammad صلى الله عليه وسلم yang dipilih menjadi Rasul terakhir, dan bukan dari kalangan Bani Isra'il, itu adalah Hak Prerogatif Allah سبحانه وتعالى. Bukan kehendak manusia dan bukan hak manusia !
Sementara itu, Yahudi sangatlah dengki (iri) terhadap hal ini, sehingga bahkan di Internet adaprogram Anti Arabisasi.

Padahal semua orang tahu bahwa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah orang Arab (suku Quraisy) dan Al Qur'an adalah berbahasa Arab. Demikian pula, penjelasan tentang Al Qur'an dan As Sunnah pun adalah dengan berbahasa Arab.

Sehingga ketika dikatakan "Arab", maka yang dimaksud adalah Islam. Dan program Anti Arabisasiitu yang dimaksud adalah program Anti Islam. Oleh karena itu, hendaknya kita mulai sadar akan hal ini, jangan mudah termakan oleh propaganda musuh-musuh Allah سبحانه وتعالى.
Dalil bahwa Pemilihan Rasul itu adalah Hak Allah سبحانه وتعالى, adalah sebagaimana firman-Nya dalamQS. Al Hajj (22) ayat 75 :

اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلَائِكَةِ رُسُلاً وَمِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Artinya:
"Allah memilih utusan-utusan (Nya) dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
Jadi, Rasul adalah dipilih oleh Allah سبحانه وتعالى. Lalu kita mengetahui tentang adanya Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Malakul-maut, Munkar-Nakir; maka itu semua adalah Allah سبحانه وتعالى  yang memilihnya. Kita tidak boleh membantah.

Selanjutnya dari kalangan manusia, maka Allah سبحانه وتعالى itu memilih Nabi Adam عليه السلام untuk menjadi manusia yang pertama. Lalu nabi-nabi dan Rasul dipilih dari kalangan Bani Isra'il ataupun dari kalangan Arab; maka itu semua adalah karena Allah سبحانه وتعالى yang memilihnya.
Tentang ayat tersebut di atas (Surat Al Hajj (22) ayat 75), maka para 'Ulama Ahlus Sunnah menjelaskannya sebagai berikut:

Imaam Ibnu Katsiir رحمه الله mengatakan bahwa : "Allah سبحانه وتعالى  memberitahukan bahwa Allahسبحانه وتعالى  memilih dari kalangan malaikat, utusan-utusan, sesuai dengan apa yang Allah سبحانه وتعالى  kehendaki. Dan kehendak itu adalah sesuai dengan kekuasaan Allah سبحانه وتعالى. Juga dari kalangan manusia, maka Allah سبحانه وتعالى  memilih untuk menyampaikan risalah-Nya.
'Sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى  Maha Mendengar dan Maha Melihat', maksudnya adalah bahwa Allah سبحانه وتعالى  itu Maha Mendengar atas perkataan hamba-Nya. Maha Melihat terhadap mereka, dan Maha Mengetahui siapa yang berhak untuk dipilih-Nya dari kalangan mereka. Dan Allah سبحانه وتعالى  Maha Mengetahui siapa yang berhak menjadi Rasul atau pemegang risalah, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al An'aam (6) ayat 124."

Perhatikanlah firman Allah سبحانه وتعالى dalam QS. Al An'aam (6) ayat 124 tersebut:

وَإِذَا جَاءتْهُمْ آيَةٌ قَالُواْ لَن نُّؤْمِنَ حَتَّى نُؤْتَى مِثْلَ مَا أُوتِيَ رُسُلُ اللّهِ اللّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ سَيُصِيبُ الَّذِينَ أَجْرَمُواْ صَغَارٌ عِندَ اللّهِ وَعَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا كَانُواْ يَمْكُرُونَ
Artinya:
"Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata: "Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah". Allah lebih mengetahui dimana Dia menempatkan tugas keRasulan. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya."

Kemudian, Al Imaam Al Baghowy رحمه الله mengatakan bahwa: "Allah سبحانه وتعالى  memilih utusan-utusan-Nya dari MalaikatDan dari kalangan manusia, Allah سبحانه وتعالى  memilih para Nabi dan Rasul, misalnya: Nabi Ibrahim عليه السلام, Nabi Musa عليه السلام, Nabi 'Isa عليه السلام dan Nabi Muhammadصلى الله عليه وسلم dan para nabi lainnya, yang Allah سبحانه وتعالى  turunkan kepada mereka; dan itu adalah ditengah-tengah orang-orang musyrikin. Maka Allah سبحانه وتعالى  memberitahukan bahwa pemilihan itu adalah atas kehendak-Nya terhadap makhluk-Nya. Dan Allah سبحانه وتعالى  Maha Mendengar perkataan mereka dan Mengetahui apa yang Allah سبحانه وتعالى  pilih dari Rasul-Nya."

Syaikh 'Abdurrohmaan As Sa'di رحمه الله mengatakan bahwa: "Ketika Allah سبحانه وتعالى menjelaskan kesempurnaan-Nya dan lemahnya berhala, dan bahwa yang berhak diibadahi hanyalah Allah سبحانه وتعالى; maka berikutnya Allah سبحانه وتعالى  menjelaskan keadaan Rasul dan perbedaan para Rasul itu dengan makhluk lainnya. Yang membedakan mereka para Rasul itu adalah keutamaan mereka.
Allah سبحانه وتعالى  memilih diantara Malaikat dan manusia sebagai utusan-utusan, agar mereka menjadi yang terbersih diantara manusia dan diantara malaikat. Termasuk bahwa mereka itu adalah yang mengandung sifat-sifat yang sangat terpuji dan berhak untuk dijadikan pilihan Allah سبحانه وتعالىMaka para Rasul itu tidak bisa menjadi Rasul, kecuali karena mereka itu menjadi makhluk pilihan Allah سبحانه وتعالى secara mutlak."

Dalam Surat Al Qashash (28) ayat 68, Allah سبحانه وتعالى berfirman:

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
Artinya:
"Dan Robb-mu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka*. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia)."

*] Bila Allah سبحانه وتعالى telah menentukan sesuatu, maka manusia tidak dapat memilih yang lain lagi dan harus mentaati dan menerima apa yang telah ditetapkan oleh Allah سبحانه وتعالى.
Selanjutnya, nanti akan kita lihat bahwa mereka (Yahudi) itu, bukan saja mengatur manusia, tetapi bahkan para Nabi dan Rasul-pun hendak mereka atur. Bahkan Allah سبحانه وتعالى pun hendak diperintah oleh mereka. Maka ummat yang congkak adalah Yahudi, sebagaimana hal ini telah diberitakan oleh Allah سبحانه وتعالى, yang dalil-dalilnya insya Allah akan kita bahas berikutnya.

Syaikh 'Abdurrohmaan As Sa'di رحمه الله mengatakan bahwa : "Merupakan kehendak Allah سبحانه وتعالى  lah misalnya bahwa Allah سبحانه وتعالى  memilih makhluk-Nya di darat. Kenapa si Fulan dipilih atau tidak dipilih. Perkara tertentu, waktu dan tempat tertentu; semuanya itu adalah Hak Prerogatif Allah سبحانه وتعالى."

Dalam kajian kita tahun yang lalu, pernah kita bahas sedikit tentang Yahudi dan bagaimana menyikapinya. Namun kali ini, coba kita pertajam bahasan kita, termasuk antara lain yang hendaknya kita sadari adalah bahwa Handphone (HP) kita bisa menjadi "panah" (sarana) bagi kaum Yahudi untuk menjauhkan kaum Muslimin dari Allah سبحانه وتعالى. Bahkan permainan anak-anak kita yang "kecanduan" dengan teknologi – dan hampir kita semua yang punya anak bisa merasakan hal ini – maka hendaknya kita waspada. Bayangkan saja, hampir semua anak sekarang punya HP. Bila seorang anak diberi HP yang sedikit canggih, maka anak itu akan bisa chatting, SMS, atau internet-an atau facebook-an kemana-mana; dimana hal tersebut merupakan sarana yang sangat empuk untuk berma'shiyat pada Allah سبحانه وتعالى, sementara basic (modal) aqidah dan dien anak-anak itu sangat-sangat lemah. Lalu menghadapi sekian banyak tantangan (ma'shiyat zina, musik dsbnya), maka jangankan si anak, bahkan orangtuanya pun ikut terjerumus. Na'uudzu billaahi min dzaalik.

2. Pokok-Pokok Kerusakan Bersumber dari Yahudi
Perhatikanlah firman Allah سبحانه وتعالى dalam QS. Al Baqarah (2) ayat 109 ini:

وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُواْ وَاصْفَحُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya:
"Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya*. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

*] Maksudnya: Izin dari Allah سبحانه وتعالى  untuk memerangi dan mengusir orang Yahudi
Jadi, kebanyakan Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) sangat senang (suka) seandainya hari ini atau besok atau lusa mereka dapat memurtadkan kaum Muslimin, setelah kaum Muslimin itu beriman maka kembali menjadi kafir.

Mengapa? Hal ini adalah karena kedengkian dan rasa iri dalam jiwa mereka (Yahudi dan Nashrani) setelah jelas pada mereka itu "Kebenaran". Yang dimaksud "Kebenaran" disini adalah diutusnya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Padahal tentang hal ini telah ada dalam Kitab Taurat danInjil mereka. Jadi tentang Al Islam telah diberitakan dalam Kitab Taurat dan Injil.

Mereka, Yahudi dan Nashrani sangat mengenal Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, seolah-olah seperti mereka mengenal anak mereka sendiri. Hal ini telah diberitakan oleh Allah سبحانه وتعالى dalam Al Qur'an, yakni dalam QS. Al Baqarah (2) ayat 146 berikut ini:

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءهُمْ وَإِنَّ فَرِيقاً مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Artinya:
"Orang-orang (Yahudi dan Nashrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui."

Jadi mereka (Yahudi dan Nashrani) itu sangat tahu siapa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan apa itu Islam. Tetapi ternyata setelah Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم muncul, mereka malah tidak mau meyakininya.

Pertamakarena hati mereka (Yahudi dan Nashrani) diliputi oleh rasa iri dan dengki.Atas rasa iri dan dengki itu mereka lalu menyatakan : "Mengapa Nabi Muhammad berasal dari orang Arab? Mengapa tidak dari kalangan Bani Isra'il?"

"Bukankah selama ini yang menjadi Nabi selalu berasal dari kalangan Bani Isra'il?"
Hal itulah yang menyebabkan mereka hasad (dengki dan iri).
Oleh karena itu, hendaknya kita kaum Muslimin jangan sampai punya jiwa hasad (dengki), karenahasad adalah penyakit orang Yahudi.

Keduakarena mereka (Yahudi) mengikuti hawa nafsu. Banyaknya kerusakan di muka bumi ini adalah karena mereka mengikuti hawa nafsu.

Seperti disebutkan dalam QS. Al Baqarah (2) ayat 120 diatas: "Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan (hawa nafsu) mereka.", berarti mereka (Yahudi) tidak berpegang teguh pada Taurat, tetapi pada hawa nafsunya. Sebab jikalau mereka berpegang teguh pada Wahyu (Kitab Taurat), maka mereka adalah sama dengan kita (kaum Muslimin) karena sesungguhnya adalah bersaudara; yaitu pada masa Nabi 'Isa عليه السلام mereka (Yahudi) semestinya menjadi Nashrani dan lalu pada masa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, mereka seharusnya menjadi Islam. Kalau memang mereka itu mau mengikuti kebenaran.

Tetapi karena mereka (Yahudi) mengikuti hawa nafsu, maka kedengkianlah yang terjadi. Juga pembangkangan dan permusuhan pun terjadi. Pada akhirnya darah pun tertumpah dimana-mana akibat hal tersebut.

Ketiga, karena TahriifOrang Yahudi dan Nashrani suka men-Tahriif, yaitu mengubah, menganulir ayat-ayat dari Kitab mereka yakni Taurat dan Injil, agar sesuai dengan selera dan hawa nafsu mereka.

Hal ini adalah sebagaimana disebutkan didalam QS. An Nisaa' (4) ayat 46, dimana Allah سبحانه وتعالى berfirman:

مِّنَ الَّذِينَ هَادُواْ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيّاً بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْناً فِي الدِّينِ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُواْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانظُرْنَا لَكَانَ خَيْراً لَّهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِن لَّعَنَهُمُ اللّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلاَ يُؤْمِنُونَ إِلاَّ قَلِيلاً
Artinya:
"Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya*. Mereka berkata: "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya**. Dan 
(mereka mengatakan pula): "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa***. Dan (mereka mengatakan): "Raa`ina"****, dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: "Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis."

*] Maksudnya: Mengubah arti kata-kata, tempat ataupun menambah dan mengurangi.

**] Maksudnya: Mereka mengatakan "Kami mendengar", tetapi sesungguhnya hati mereka mengatakan "Kami tidak mau menuruti."

***] Maksudnya: Mereka mengatakan "Dengarlah", tetapi sesungguhnya hati mereka mengatakan "Mudah-mudahan kamu tidak dapat mendengarkan (tuli)."

****] "Raa'ina" berarti: "Sudilah kiranya kamu memperhatikan kami". Dikala para Shahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم menghadapkan kata ini kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم, maka orang Yahudi pun memakai kata ini dengan digumamkan seakan-akan menyebut kata "Raa'ina", padahal yang mereka katakan saat itu adalah "Ru'uunah" yang berarti "Kebodohan yang sangat", sebagai ejekan kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Itulah sebabnya Allah سبحانه وتعالى menyuruh supaya Shahabat-Shahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم menukar perkataan "Raa'ina" dengan "Unzhurna" yang artinya adalah sama dengan "Raa'ina" tersebut.

Jadi, firman Allah سبحانه وتعالى ditukar-tukar oleh Yahudi. Sebagai contohnya, terdapat dalam Kitab Perjanjian Lama (Taurat), bahwa Nabi Ya'qub عليه السلام menurut mereka (Yahudi) adalah tukang tipu (penipu), karena berusaha merebut warisan dari Nabi Ishaq عليه السلام, dan seterusnya. Bayangkan, Nabi Ya'qub عليه السلام, hamba Allah سبحانه وتعالى yang shalih dituduh dengan cara yang keji seperti itu oleh Yahudi.

Belum lagi tuduhan yang keji dari Yahudi terhadap para Nabi, hamba Allah سبحانه وتعالى yang shalih, seperti Nabi Musa عليه السلام dan Nabi Sulaiman عليه السلام, yang disebutkan oleh mereka (Yahudi) sebagai tukang sihir.

Itulah yang disebut men-Tahriif (mengubah, mengganti dan menukar). Apa yang benar menjadi tidak benar dan menjadi rusak.

Selanjutnya, Syaikh 'Abdurrohmaan As Sa'di رحمه الله mengatakan: "Siapakah Yahudi itu? Yahudi adalah para 'Ulama yang sesat dari kalangan mereka; dimana mereka itu bisa mengubah lafadz ayat Kitabnya dan mengubah maknanya, atau bahkan mengubah kedua-duanya."
Hal ini dikarenakan mereka (Yahudi) adalah tukang makar (tukang tipu), sebagaimana firman Allah سبحانه وتعالى dalam QS. Aali 'Imran (3) ayat 54:

وَمَكَرُواْ وَمَكَرَ اللّهُ وَاللّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Artinya:
"Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya."

Haruslah dipahami bahwa makar Allah سبحانه وتعالى itu bukan berarti bahwa Allah سبحانه وتعالى itu jahat. Tetapi untuk menghadapi suatu kejahatan, maka Allah سبحانه وتعالى itu Maha Mampu dan Maha Bisa mengalahkan kejahatan tersebut. Dan itu justru menunjukkan keperkasaan Allah سبحانه وتعالى. Jadi walaupun orang-orang kafir (Yahudi maupun Nashrani) bermakar (menipu) untuk memalingkan manusia dari
Kebenaran, namun Allah سبحانه وتعالى Maha Perkasa untuk mengatasi makar-makar mereka.
Perhatikanlah firman Allah سبحانه وتعالى dalam QS. At Taubah (9) ayat 32:

يُرِيدُونَ أَن يُطْفِؤُواْ نُورَ اللّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّهُ إِلاَّ أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Artinya:
"Mereka berkehendak memadamkan cahaya (dien) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai."

Sesudah Rasulullah صلى الله عليه وسلم meninggal, maka yang tertinggal adalah Islam-nya. Dan supaya Islam menjadi padam, maka yang dirusak oleh mereka (Yahudi maupun Nashrani) adalah para pengikut Islamnya (yakni ummat Islam). Karena yang membawa mata rantai Islam sampai hari Kiamat adalah ummat Islam. Oleh karena itu, mereka (Yahudi maupun Nashrani) selalu berusaha menghancurkan ummat Islam, sehingga dengan demikian akan musnahlah Islamnya.

QS. At Taubah (9) ayat 32 tersebut merupakan strategi dari musuh-musuh Allah سبحانه وتعالى yang sudah diberitakan dan diaba-abakan oleh Allah سبحانه وتعالى, yakni upaya mereka (Yahudi maupun Nashrani) untuk menjauhkan kaum Muslimin dari Islam. Buatlah orang Islam membenci Islam; maka dengan demikian Cahaya Allah سبحانه وتعالى akan padam. Maka hendaknya kita kaum Muslimin waspada.

Keempatmereka (Yahudi) adalah sumber kerusakan, karena memang sudah diberitakan oleh Allah سبحانه وتعالى  bahwa mereka itu perusak.

Perhatikanlah firman Allah سبحانه وتعالى dalam QS. Al Israa' (17) ayat 4 :

وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوّاً كَبِيراً
Artinya:
"Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Isroil dalam kitab itu: 'Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar'."

Syaikh 'Abdurrohmaan As Sa'di رحمه الله menjelaskan tentang ayat diatas bahwa : "Allah سبحانه وتعالى  sudah memberitahukan kepada mereka dalam Kitab mereka, bahwa pasti terjadi dari mereka (Yahudi) itu melakukan kerusakan dua kali, yakni dengan ma'shiyat dan dengan kesombongan. Yaitu sombong terhadap nikmat Allah سبحانه وتعالى, dengan mereka merasa sebagai makhluk paling tinggi di muka bumi ini."

Demikianlah, jadi Allah سبحانه وتعالى telah memberitahu kepada kita kaum Muslimin bahwa orang-orang Yahudi itu akan membuat kerusakan di muka bumi. Maka wahai kaum Muslimin, janganlah kalian lengah dan lalai terhadap hal ini dan jangan mudah termakan oleh propaganda musuh-musuh Allah سبحانه وتعالى.
Dewasa ini, telah terdapat data-data bahwa Yahudi memprediksikan tahun 2012 ini akan terjadi huru-hara. Mereka telah memiliki rencana (skenario) bahwa manusia akan dimusnahkan, dan tinggallah mereka saja yang ada di muka bumi ini. Sehingga dari penduduk bumi yang kira-kira berjumlah 6-7 milyar orang, akan tersisa sekitar 500 juta orang saja dari kalangan mereka (sebagaimana hal ini tertera dalam Monumen Georgia Stone).

Monumen Georgia Stone tersebut berisi 10 aturan dalam "New World Order". Dalam baris pertama yakni:  "1. Maintain humanity under 500,000,000 in perpetual balance with nature." yang artinya 93% ras manusia harus dimusnahkan !

Monumen-Georgia-Stone

Bahkan mereka (orang-orang Yahudi itu) telah mempersiapkan bangunan kokoh sebagai tempat persembunyian mereka di bawah tanah untuk bertahan selama 60 bulan (sekitar 5 tahun) persediaan makanan, pada saat huru-hara tersebut terjadi.

Kalau misalnya saja sampai hal itu terjadi, maka itulah bukti bahwa Allah سبحانه وتعالى Maha Benar yang telah memperingatkan kita kaum Muslimin, bahwa pekerjaan Yahudi itu adalah merusak diatas muka bumi. Hanya saja kebanyakan kita kaum Muslimin tidak (belum) sadar, serta tidak waspada. Oleh karena itu segeralah kita bertaubat kepada Allah سبحانه وتعالى, karena tidak bersegera untuk istiqamah(lurus) di jalan Allah سبحانه وتعالى. Padahal kalau terjadi pembangkangan, terjadi kemunkaran, semestinya kita kaum Muslimin harus tetap istiqamah di jalan Allah سبحانه وتعالى, sehingga mudah-mudahan kelak kita mati dalam keadaan yang husnul khootimah.

Orang-orang Yahudi itu juga sedemikian radikalnya, sehingga nabi-nabi mereka sendiri pun, mereka bunuh. Bayangkan, nabi-nabi mereka bunuhi. Banyak ayat-ayat Al Qur'an yang memberitakan tentang pembunuhan para Nabi oleh orang-orang Yahudi, antara lain adalah sebagaimana firman Allah سبحانه وتعالى dalam QS. Al Baqarah (2) ayat 61:

وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَن نَّصْبِرَ عَلَىَ طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنبِتُ الأَرْضُ مِن بَقْلِهَا وَقِثَّآئِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَى بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ اهْبِطُواْ مِصْراً فَإِنَّ لَكُم مَّا سَأَلْتُمْ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَآؤُوْاْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ذَلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ
Artinya:
"Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Robb-mu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas."

Terlihat dengan jelas bagaimana perilaku orang-orang Yahudi tersebut terhadap Nabi mereka. Mereka (Yahudi) bahkan berani-beraninya "menyuruh" Nabi Musa عليه السلام. Padahal seharusnyalah kalau mereka itu orang yang beradab, tentunya tidaklah layak menyuruh kepada Nabi-nya; tetapi seharusnyalah mereka mengatakan: "Mari kita bersama-sama memohon kepada Allah سبحانه وتعالى", dan seterusnya. Jadi bukan dengan menyuruh kepada Nabi Musa عليه السلام, sebagaimana yang mereka lakukan.

Dalam ayat tersebut diberitakan bahwa mereka (Yahudi) itu dijadikan nista dan hina oleh Allah سبحانه وتعالى, serta kemurkaan Allah سبحانه وتعالى tertimpa atas mereka; itu adalah karena mereka (Yahudi) kafir, selalu mengingkari ayat-ayat Allah سبحانه وتعالى, dan membunuh nabi-nabi mereka, serta berma'shiyat yang melampaui batas.

Selanjutnya dalam kesempatan lain, insya Allah akan kami sampaikan tentang perkara Kitab Talmud, yakni kitab yang mereka bikin atau karang sendiri, yang isinya sangatlah keji. Sejak tahun 1965 Kitab Talmud yang terdiri tidak kurang dari 24 jilid tersebut diterjemahkan dan barulah selesai penterjemahannya kedalam bahasa Ibrani, bahasa Inggris, lalu kedalam bahasa Indonesia beberapa tahun terakhir ini.

Maka perlu kaum Muslimin sadari, bahwa apabila tabiat Yahudi adalah seperti yang Allah سبحانه وتعالى beritakan, dan kalau Kitab karangan mereka sudah tersebar ke seluruh penjuru dunia, maka tentu "virus" kerusakannya pun juga akan menyebar. Dan itu akan menjadi bahaya bagi kita kaum Muslimin.

Dengan demikian, sudah semestinya kita kaum Muslimin memiliki sikap, sekalipun huru-hara yang mereka rencanakan itu belum terjadi, namun seharusnya kita sudah mulai berfikir. Karena orang-orang Yahudi secara rahasia, sejak abad ke-18 (tahun 1700-an), sudah menjalankan rapat-rapat rahasia yang dihadiri oleh berbagai negara, dimana mereka bersepakat untuk menghancurkan dunia. Maka hendaknya kita harus waspada, karena bisa saja kita menjadi korbannya, tanpa kita sadari.

Sekian bahasan kita kali ini sebagai Muqoddimah, mudah-mudahan pada kesempatan yang akan datang, insya Allah akan kita bahas tentang Silsilah dari mulai Nabi Ibrohim عليه السلام sampai kepada Nabi Sulaiman عليه السلام dan Nabi Daawud عليه السلام. Karena sejak dari situlah ternyata Yahudi ber-makar dengan berbagai caranya di dunia ini.

TANYA JAWAB

Pertanyaan:
Sebagai saran saja, bahwa dari analisa sosial yang ada dalam masyarakat Islam sekarang di Indonesia, maka ketidak pedulian atau sangat sedikitnya kewaspadaan mereka kaum Muslimin terhadap ancaman Yahudi seperti disebutkan diatas, barangkali disebabkan antara lain :

1. Pemahaman atas surat Al Faatihah (1) ayat 7, terutama kalimat Maghdhuubi (المَغضُوبِ) danAdh Dhoolin (الضَّالِّينَ) adalah kurang dipahami oleh kaum Muslimin, terutama di Indonesia.

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ
Artinya:
"(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."

 2. Sejarah keberagamaan sejak Nabi Adam عليه السلام sampai sekarang tidak tuntas disampaikan.

3. Maka bila pada pertemuan yang akan datang, insya Allah akan dipaparkan bagaimana kondisi beragama dari zaman Nabi Ibrahim عليه السلام sampai periode Nabi Musa عليه السلام, lalu sampai kepada periode Nabi 'Isa عليه السلام, dan pada akhirnya sampai kepada periode Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم; maka kami akan sangat berterima kasih.

4. Dan juga pasca periode Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, kita hanya mempelajari Islam sejak periode Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم  sampai sekarang saja. Sementara, bagaimana perkembangan Yahudi, bagaimana peran Samiri, bagaimana pengubahan Kitab Taurat menjadi beberapa kitab di kalangan Yahudi maka hal itu tidak pernah kita pelajari atau tidak pernah disampaikan oleh para Ustadz.

5. Rupanya ada semacam ke-tabu-an di kalangan para penceramah (Ustadz) untuk menyampaikan ke-Tauhid-an Nabi Musa عليه السلام, Nabi Daawud عليه السلام, Nabi Sulaiman عليه السلام serta Nabi 'Isa عليه السلام; yang sampai sekarang masih tersurat di Kitab Injil.

Itulah kiranya yang perlu kita dalami, dan kami sangat berharap, karena hal tersebut sangatlah mendasar, sehingga kita kaum Muslimin menjadi tahu (paham) bahwa apa yang dijelaskan diatas, ketika ada Konsili terakhir Yahudi di tahun 1935, Samuel Pieter salah seorang dedengkotYahudi dari Jerman mengatakan: "Orang Islam itu tidak perlu sampai di-murtadkan, cukup mereka itu dijauhkan dari agamanya (Islam) maka itu sudah bagus."

Perlu juga dibuat label-label, dan kemungkinan kalau kita bicarakan hal ini, maka akan terjadi kontra diantara ummat Islam sendiri, dimana kalau kita mau jujur, maka ternyata banyak sekali dana-dana Yahudi yang disalurkan kepada organisasi Islam di Indonesia. Ini kita harus berhati-hati. Dan kita harus berani mengatakan bahwa Lembaga A, organisasi B adalah antek-antek Yahudi. Pemusik ini, penyanyi itu, mereka itu adalah pecinta Yahudi dan seterusnya. Hal itu perlu disampaikan kepada ummat Islam di Indonesia.

Jawaban:
Terimakasih, usulan dan komentar tersebut bisa dijadikan masukan bagi kami untuk bahasan yang akan datang. Memang benar, kita ummat Islam di Indonesia dalam mengkaji dienul Islam sangatlah terbatas. Sejak kecil kita belajar dienul Islam sepekan paling lama 2 jam. Kalau seorang anak tidak disekolahkan di
Pesantren atau Madrasah; maka paling hanya sekitar 2 jam saja ia itu belajar Islam dalam sepekannya.
Artinya, porsi untuk mendasari seseorang dengan dienul Islam, sangatlah kurang di Indonesia ini. Maka sejak dahulu di masyarakat kita, yang diketahuinya itu hanyalah perkara shalat, shaum, zakat, haji (– itupun juga belum maksimal sesuai tuntunan Rasulullah صلى الله عليه وسلم –), sesudah itu maka selesai. Sehingga berbagai perkara seperti hukum Rajam, hukum potong tangan, hukum kepemerintahan didalam Islam, dan berbagai hukum lainnya itu sangat jarang bahkan hampir-hampir tidak pernah dibahas oleh kaum Muslimin di negara kita. Hal ini adalah karena porsi belajar Islam bagi kita kaum Muslimin di Indonesia itu sangatlah kurang (minim). Sehingga pada hakekatnya, ummat Islam di Indonesia ini seperti "kurang gizi" dalam perkara dien (agama).

Pertanyaan:
Menurut informasi agama, katanya Nabi Daawud عليه السلام beristrikan 99 orang. Sementara Nabi Sulaiman عليه السلام beristrikan tidak kurang dari 350 orang. Kalau itu benar, apakah ketika zaman itu terlalu banyak wanitanya ataukah kurangnya kaum laki-laki?

Jawaban:
1. Nabi dan Rasul adalah ma'shum, terjaga dari salah dan dosa.
2. Allah سبحانه وتعالى berfirman dalam QS. Al Maa'idah (5) ayat 48:

لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا …
Artinya:
"Bahwa Allah jadikan setiap kaum itu ada syari'at, dan jalan masing-masing."

Maksudnya adalah masing-masing kaum (di masa masing-masing Nabi) syari'atnya adalah berbeda-beda. Tetapi Aqidahnya adalah sama, yakni hanya menyembah Allahسبحانه وتعالى. Laa Ilaaha IlAllah. Tetapi Fiqihnya berbeda-beda. Kalau Nabi Daawud عليه السلام dan Nabi Sulaiman عليه السلام beristri (menikah) dengan sekian banyak wanita, maka itu adalah karena Syari'at yang berlaku di zaman ketika itu membenarkan atau membolehkan hal itu terjadi.

Sebagai contoh lain, misalnya pada zaman Bani Israil, kalau mereka ingin bertaubat kepada Allah سبحانه وتعالى maka mereka harus membunuh dirinya sendiri (bunuh diri). Sementara di zaman Islam, bila kita berbuat dosa (kesalahan), lalu ingin bertaubat maka tidak harus bunuh diri, cukup dengan bertaubat (memohon ampun) kepada Allah سبحانه وتعالى  dan menyesali perbuatan yang telah dilakukan serta tidak mengulangi perbuatan itu lagi, dan seterusnya. Hal ini menunjukkan bahwa Allah سبحانه وتعالى sangatlah sayang kepada kita ummat Islam.

Pertanyaan:
Bila seseorang Muslim (mengaku Muslim) tetapi ia berperilaku seperti milat Yahudi atau Nashrani, apakah itu sudah bisa dianggap murtad, keluar dari Islam?

Jawaban:
Bisa jadi karena tabi'at seseorang itu munafiq, atau bisa jadi karena seseorang itu Jaahil (bodoh), yaitu ia mengaku Islam tetapi loyalnya kepada orang kafir. Tetapi kalau ia tidak Jaahil, tentunya tidak akan terjadi demikian.

Allah سبحانه وتعالى berfirman dalam QS. An Nisaa'(4) ayat 138-139:

بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا  - الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ..
Artinya:
"Beritahukanlah kepada orang munafiq bahwa mereka berhak mendapatkan adzab (siksa) yang pedih. Yaitu orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai wali-wali mereka selain orang-orang yang beriman…"

Maka kalau ia mengerti atau beriman kepada Allah سبحانه وتعالى, bahwa orang yang ber-wala' (loyal) kepada orang kaafir adalah munafiq (nifaq besar), yang berarti ia telah murtad, keluar dari Al Islam; maka tentu ia tidak akan melakukan yang seperti itu. Orang munafiq yang demikian itu karena ia berada di tengah-tengah kaum Muslimin, tetapi hatinya bersama orang-orang kafir. Dan sebetulnya ia pun dengan seperti itu menjadi kafir.

Oleh karenanya, hendaknya kita tahu indikator atau parameter kapan seseorang itu murtad, kapan seseorang itu mu'min (beriman), kapan seseorang itu Muslim, Munafiq atau Kafir, dan sebagainya.
Melalui ta'lim, melalui mengaji Al Qur'an dan Sunnah, maka kita menjadi tahu indikator dan parameter yang dimaksud, insya Allah.

Betapa pun mengkafirkan seorang yang sudah Muslim, maka itu adalah perlu kehati-hatian dan perlu tahapan serta tidak boleh sembarangan.

Mudah-mudahan Allah سبحانه وتعالى selalu menunjukkan kepada kita jalan yang lurus, istiqamahdiatasnya, serta semoga kita diberi kemudahan untuk menjalankan Syari'at Allah سبحانه وتعالى ini, dan semoga Allah سبحانه وتعالى jadikan kita sebagai penyeru kepada dien yang lurus ini.

Alhamdulillah, kiranya cukup sekian dulu bahasan kita kali ini, mudah-mudahan bermanfaat. Kita akhiri dengan Do'a Kafaratul Majlis :

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Admin 23 Jun, 2013


-
Source: http://beritaanehunikgokil.blogspot.com/2013/06/yahudi-dan-percaturan-dunia.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
SelengkapnyaYahudi Dan Percaturan Dunia

Jika Lelaki Mendapat Bidadari Di Surga, Wanita Dapat Apa?

Di Terbitkan Ardana


Mungkin diantara kita sering mendengar bahwa kelak kaum laki-laki mukmin akan mendapat balasan di surga, para bidadari yang cantik jelita, yang keindahan dan kecantikannya akal manusia takkan sanggup mengungkapkannya, takpernah terlihat oleh mata, takterdengar oleh telinga, bahkan tak terbersit dalam hati sekalipun. Terus lalu para wanita mukmin mendapatkan apa..?? Bagaimana pula jika suami didunianya tidak ikut masuk surga, apakah mereka mendapat gantinya..? atau untuk yang meninggal sebelum menikah bagaimana pula..?? Berikut penjelasan dari sumber yang takdiragukan kebenarannya alquran dan hadits berikut keterangan para ulama.(1)


Syaikh Abdullah bin Jibrin menjawab :Tidak bisa disangsikan bahwa kenikmatan Surga sifatnya umum untuk laki-laki dan perempuan.
Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki ataupun perempuan" (Ali-Imran: 195).
"Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita, sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun" (An-Nisa': 124).
"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta'atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar"(Al-Ahzab: 35).
Allah telah menyebutkan bahwa mereka akan masuk Surga dalam firman-Nya: "Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan" (Yasin: 56).
"Masuklah kamu ke dalam Surga, kamu dan istri-istri kamu digembirakan"(Az-Zukhruf:70).
Allah menyebutkan bahwa wanita akan diciptakan ulang. "Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan" (Al-Waqi'ah: 35-36).
Maksudnya mengulangi penciptaan wanita-wanita tua dan menjadikan mereka perawan kembali, yang tua kembali muda. Telah disebutkan dalam suatu hadits bahwa wanita dunia mempunyai kelebihan atas bidadari karena ibadah dan ketaatan mereka. Para wanita yang beriman masuk Surga sebagaimana kaum lelaki. Jika wanita pernah menikah beberapa kali, dan ia masuk Surga bersama mereka, ia diberi hak untuk memilih salah satu di antara mereka, maka ia memilih yang paling bagus diantara mereka.

Perlu diketahui bahwa keadaan wanita di dunia, tidak lepas dari enam keadaan:
1. Dia meninggal sebelum menikah.
2. Dia meninggal setelah ditalak suaminya dan dia belum sempat menikah lagi sampai meninggal.
3. Dia sudah menikah, hanya saja suaminya tidak masuk bersamanya ke dalam surga, wal'iyadzu billah.
4. Dia meninggal setelah menikah baik suaminya menikah lagi sepeninggalnya maupun tidak (yakni jika dia meninggal terlebih dahulu sebelum suaminya).
5. Suaminya meninggal terlebih dahulu, kemudian dia tidak menikah lagi sampai meninggal.
6. Suaminya meninggal terlebih dahulu, lalu dia menikah lagi setelahnya.

Berikut penjelasan keadaan mereka masing-masing di dalam surga:
Perlu diketahui bahwa keadaan laki-laki di dunia, juga sama dengan keadaan wanita di dunia:
Di antara mereka ada yang meninggal sebelum menikah, di antara mereka ada yang mentalak istrinya kemudian meninggal dan belum sempat menikah lagi, dan di antara mereka ada yang istrinya tidak mengikutinya masuk ke dalam surga. Maka, wanita pada keadaan pertama, kedua, dan ketiga, Allah -'Azza wa Jalla- akan menikahkannya dengan laki-laki dari anak Adam yang juga masuk ke dalam surga tanpa mempunyai istri karena tiga keadaan tadi. Yakni laki-laki yang meninggal sebelum menikah, laki-laki yang berpisah dengan istrinya lalu meninggal sebelum menikah lagi, dan laki-laki yang masuk surga tapi istrinya tidak masuk surga.

Ini berdasarkan keumuman sabda Nabi -Shallallahu 'alaihi wasallam- dalam hadits riwayat Muslim no. 2834 dari sahabat Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-:
مَا فِي الْجَنَّةِ أَعْزَبٌ
"Tidak ada seorangpun bujangan dalam surga".

Syaikh Ibnu 'Utsaimin -rahimahullah- berkata dalam Al-Fatawa jilid 2 no. 177, "Jawabannya terambil dari keumuman firman Allah -Ta'ala-:
وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ. نُزُلاً مِنْ غَفُوْرٍ رَحِيْمٍ
"Di dalamnya kalian memperoleh apa yang kalian inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kalian minta. Turun dari Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Fushshilat: 31)

Dan juga dari firman Allah -Ta'ala-:
وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kalian kekal di dalamnya." (Az-Zukhruf: 71)

Seorang wanita, jika dia termasuk ke dalam penghuni surga akan tetapi dia belum menikah (di dunia) atau suaminya tidak termasuk ke dalam penghuhi surga, ketika dia masuk ke dalam surga maka di sana ada laki-laki penghuni surga yang belum menikah (di dunia). Mereka -maksud saya adalah laki-laki yang belum menikah (di dunia)-, mereka mempunyai istri-istri dari kalangan bidadari dan mereka juga mempunyai istri-istri dari kalangan wanita dunia jika mereka mau.

Demikian pula yang kita katakan perihal wanita jika mereka (masuk ke surga) dalam keadaan tidak bersuami atau dia sudah bersuami di dunia akan tetapi suaminya tidak masuk ke dalam surga. Dia (wanita tersebut), jika dia ingin menikah, maka pasti dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan, berdasarkan keumuman ayat-ayat di atas".

Dan beliau juga berkata pada no. 178, "Jika dia (wanita tersebut) belum menikah ketika di dunia, maka Allah -Ta'ala- akan menikahkannya dengan (laki-laki) yang dia senangi di surga. Maka, kenikmatan di surga, tidaklah terbatas kepada kaum lelaki, tapi bersifat umum untuk kaum lelaki dan wanita. Dan di antara kenikmatan-kenikmatan tersebut adalah pernikahan".

Adapun wanita pada keadaan keempat dan kelima, maka dia akan menjadi istri dari suaminya di dunia.
Adapun wanita yang menikah lagi setelah suaminya pertamanya meninggal, maka ada perbedaan pendapat di kalangan ulama. Sebagian ulama -seperti Syaikh Ibnu 'Ustaimin- berpendapat bahwa wanita tersebut akan dibiarkan memilih suami mana yang dia inginkan.

Ini merupakan pendapat yang cukup kuat, seandainya tidak ada nash tegas dari Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wasallam- yang menyatakan bahwa seorang wanita itu milik suaminya yang paling terakhir. Beliau
-Shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
اَلْمَرْأَةُ لِآخِرِ أَزْوَاجِهَا
"Wanita itu milik suaminya yang paling terakhir". (HR. Abu Asy-Syaikh dalam At-Tarikh hal. 270 dari sahabat Abu Darda` dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shohihah: 3/275/1281)

Dan juga berdasarkan ucapan Hudzaifah -radhiyallahu 'anhu- kepada istri beliau:

إِنْ شِئْتِ أَنْ تَكُوْنِي زَوْجَتِي فِي الْجَنَّةِ فَلاَ تُزَوِّجِي بَعْدِي. فَإِنَّ الْمَرْأَةَ فِي الْجَنَّةِ لِآخِرِ أَزْوَاجِهَا فِي الدُّنْيَا. فَلِذَلِكَ حَرَّمَ اللهُ عَلَى أَزْوَاجِ النَّبِيِّ أَنْ يَنْكِحْنَ بَعْدَهُ لِأَنَّهُنَّ أَزْوَاجُهُ فِي الْجَنَّةِ
"Jika kamu mau menjadi istriku di surga, maka janganlah kamu menikah lagi sepeninggalku, karena wanita di surga milik suaminya yang paling terakhir di dunia. Karenanya, Allah mengharamkan para istri Nabi untuk menikah lagi sepeninggal beliau karena mereka adalah istri-istri beliau di surga". (HR. Al-Baihaqi: 7/69/13199 )

Faidah:
Dalam sholat jenazah, kita mendo'akan kepada mayit wanita:

وَأَبْدِلْهَا زَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا
"Dan gantilah untuknya suami yang lebih baik dari suaminya (di dunia)".
Masalahnya, bagaimana jika wanita tersebut meninggal dalam keadaan belum menikah. Atau kalau dia telah menikah, maka bagaimana mungkin kita mendo'akannya untuk digantikan suami sementara suaminya di dunia, itu juga yang akan menjadi suaminya di surga?

Jawabannya adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Ibnu 'Utsaimin -rahimahullah-. Beliau menyatakan, "Kalau wanita itu belum menikah, maka yang diinginkan adalah (suami) yang lebih baik daripada suami yang ditakdirkan untuknya seandainya dia hidup (dan menikah). Adapun kalau wanita tersebut sudah menikah, maka yang diinginkan dengan "suami yang lebih baik dari suaminya" adalah lebih baik dalam hal sifat-sifatnya di dunia (2).
____________
(1) Karenanya sebelum berpikir masalah ini, pikirkan dulu bagaimana caranya kita masuk surga.
(2) Maksudnya, suaminya sama tapi sifatnya menjadi lebih baik dibandingkan ketika di dunia.
Semoga kelak kita dikumpulkan bersama dengan istri dan anak-anak kita di surga. ..Amin
Ya Tuhan Kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, (Qs Al Mu'min(40): 8)

Rujukan:
Fatawal Mar'ah 1/13 yang dinukil dalam Al-Fatawa Al-Jami'ah lil Mar'atil Muslimah,edisi bahasa Indonesia "Fatwa-Fatwa Tentang Wanita 3″ cetakan Darul Haq, Dan Penjelasan Ustadz Abu Muawiah

Referensi:
http://filsafat.kompasiana.com

Admin 23 Jun, 2013


-
Source: http://beritaanehunikgokil.blogspot.com/2013/06/jika-lelaki-mendapat-bidadari-di-surga.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
SelengkapnyaJika Lelaki Mendapat Bidadari Di Surga, Wanita Dapat Apa?

Semua Model Bidadari Ada di Dunia

Di Terbitkan Ardana


TULISAN ini bukanlah untuk membahas tentang kontes kecantikan seperti Miss Indonesia, Miss selebriti ataupun berbagai model artis yang sering berpenampilan glamour untuk menunjukkan eksistensi dirinya dalam kancah hiburan Indonesia. Lebih dari sebuah kompetisi, tulisan ini akan mengupas tentang semua sisi kehidupan bidadari dunia yang layak mendapatkan hadiah dari Allah.

Untuk lebih memfokuskan pikiran kita, lupakan sejenak tentang kondisi perempuan saat ini yang semakin gila mengkomersilkan diri demi sesuap nasi. Rela menjual tubuh untuk sekedar iklan produk, jadi artis dan profesi lain, mereka tidak pandai menghargai dirinya sendiri. Ketika kita pergi ke sebuah toko atau pusat perbelanjaan. Setiap barang punya lebel harga yang melekat. Begitu juga manusia khususnya perempuan.

Pada umumnya, yang menentukan harga barang dagangan adalah kesepakatan antara si penjual dan pembeli. Sedangkan harga perempuan ditentukan oleh dirinya sendiri sebagai objek yang dibeli. Ya, itulah keistimewaan perempuan dibandingkan barang dagangan yang lain. Tidak hanya itu, perempuan yang pintar dalam menentukan harga dirinya juga bukan dibeli dengan uang.

Terlalu murah jika hanya sekedar materi. Perempuan yang pandai menetukan harga, ia akan memperoleh keuntungan yang tiada terbatas nikmatnya. Kedudukan, perhiasan, kecantikan, emas permata, bahkan surga akan menghampirinya. Seperti dalam sebuah perjalanan sehari, kita kaum perempuan telah diberi secara cuma-cuma oleh Allah kendaraan untuk dapat sampai di satu tujuan.

Di setiap lorong perjalanan kita akan menemui tempat-tempat rekreasi yang indah nan menawan. Bagi yang fokus pada tujuan ia tidak akan tergiur singgah barang sebentar untuk mencicipi yang bukan haknya. Karena ia sadar, waktunya terbatas untuk sampai tempat tujuan (surga) sebagaimana yang Allah perintahkan.

Perempuan yang berkualitas, mengungguli bidadari ahli surga. Karena bidadari masuk surga karena takdir. Sedangkan wanita shalihah berhasil karena perjuangan, sedikit saja ia tergelincir neraka pun selalu mengintai. Siapapun perempuan itu pasti mau lebih cantik dari bidadari. Keinginan boleh sama, tapi usaha setiap diri tentu berbeda-beda. Hasilnya juga beda.

Penulis sangat takjub ketika membaca penuturan Al Yafi'i dari Syeikh Abdul Wahid bin Zahid, yaitu kisah seorang pemuda 15 tahun yang begitu ingin berjumpa dengan Ainul Mardiyah, bidadari surga yang Allah takdirkan untuknya. Berawal ketika pemuda itu mendengar Q.S At Taubah ayat 111. "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka."

Bahasa langit dalam Al-Qur'an tersebut mendorong pemuda itu untuk menginfakkan seluruh harta warisan dari ayahnya yang baru saja meninggal untuk keperluan perang. Tidak hanya itu, ia juga turut dalam peperangan demi menegakkan agama Islam.

Menurut penuturan Abdul Wahid, pemuda itu orang yang pertama kali datang sebelum pemberangkatan pasukan perang. Ia berpuasa di siang hari dan bangun malam untuk beribadah. Pemuda shalih itu bahkan rajin mengurus unta-unta dan kuda tunggangan pasukan serta sering menjaga ketika yang lain sedang tidur.

Sampai di Romawi, ia maju sambil berteriak : "Hai, aku ingin segera bertemu dengan Ainul Mardhiyah . ." Berulang kali kalimat itu ia ucapkan. Sehingga Abdul Wahid menjumpainya dan bertanya siapa Ainul
Mardiyah ..? Dengan semangat yang berkobar, pemuda itu menjawab "Tadi sewaktu aku sedang kantuk, selintas aku bermimpi. Seseorang datang kepadaku seraya berkata: "Pergilah kepada Ainul Mardiyah."

Perempuan itu mengajakku memasuki taman yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang jernih dan dipinggirnya nampak para bidadari duduk berhias dengan mengenakan perhiasan-perhiasan yang indah.
Manakala melihat kedatanganku , mereka bergembira seraya berkata: "Inilah suami Ainul Mardhiyah . . . . ."
"Assalamu'alaikum" kataku bersalam kepada mereka. "Adakah di antara kalian yang bernama Ainul Mardhiyah?" Mereka menjawab salamku dan berkata: "Tidak, kami ini adalah pembantunya. Teruskanlah langkahmu" Beberapa kali aku sampai pada taman-taman yang lebih indah dengan bidadari yang lebih cantik, tapi jawaban mereka sama, mereka adalah pembantunya dan menyuruh aku meneruskan langkah.

Akhirnya aku sampai pada kemah yang terbuat dari mutiara berwarna putih. Di pintu kemah terdapat seorang bidadari yang sewaktu melihat kehadiranku dia nampak sangat gembira dan memanggil-manggil yang ada di dalam: "Hai Ainul Mardhiyah, ini suamimu datang . …"

Ketika aku dipersilahkan masuk kulihat bidadari yang sangat cantik duduk di atas sofa emas yang ditaburi permata dan yaqut. Waktu aku mendekat dia berkata: "Bersabarlah, kamu belum diijinkan lebih dekat kepadaku, karena ruh kehidupan dunia masih ada dalam dirimu." Pemuda itu melanjutkan kisah mimpinya:
"Lalu aku terbangun, wahai Abdul Wahid aku tidak sabar lagi menanti terlalu lama".

Belum selesai perbincangan, tiba-tiba ada sembilan orang musuh menyerang mereka. Usai perang, tubuh pemuda itu sudah tercabik-cabik sayatan pedang dan berlumuran darah. Ia meninggal dalam kondisi tersenyum. Subhanallah, begitu cepat janji Allah dengan keinginan hamba Nya.

Wahai perempuan seluruhnya, kita seringkali terjebak oleh penampilan fisik tanpa diiringi mempercantik fisikis. Bidadari yang digambarkan duduk di atas sofa emas yang ditaburi permata dan yaqut sesungguhnya tidak lebih cantik dengan kedudukan perempuan shalihah yang ditakdirkan Allah bisa masuk surga.

Perempuan shalihah lebih baik dari bidadari. Karena perempuan shalihah berhasil berkat perjuangannya (mujahadah). Ketika masuk surga, ia menghargai posisi yang ditempatinya. Sedangkan bidadari masuk surga secara cuma-cuma (majjanan). (Hadil Arwah, Ibnul Qayyim Al Jauziyah).

Sedikit mengutip kalimat saya yang terdahulu dalam tulisan yang bertajuk "Sosok Bidadari Dunia", dalam artikel itu tertulis bahwa 'Setiap waktu Allah menguji manusia, dimanapun dan kapanpun kita berada. Semakin tinggi keimanan seorang perempuan, maka akan semakin tinggi pula tingkatan ujian yang dihadapi. Karena surga juga bertingkat- tingkat'.

Tinggal Pilih Yang Mana
Islam adalah agama universal. Agama dari langit itu bukan hanya untuk anak yatim karena pembawa risalah tidak punya ayah, bukan pula hanya untuk orang Arab. Islam menaungi seluruh elemen masyarakat tanpa memandang kasta. Islam milik orang kaya, miskin, berkulit putih dan hitam, bahkan budak juga ada.

Desine kehidupan generasi terdahulu yaitu para sahabiyah juga akan terus relevan menjadi acuan tingkah laku perempuan walaupun berbeda zaman. Ada Sumayyah bagi yang diuji Allah dengan kemiskinan. Anak gadis Amr bin Wahab ketauladanan menerima apa adanya jodoh yang Allah dan Rasulnya kehendaki, Asiyah contoh istri dengan kondisi suami kafir dan membangkang kepada Allah.

Ada Khadijah binti Khuwailid bagi yang bersuami shalih namun tetap ikut berlomba dalam memberikan kontribusi manfaat bagi umat. Ummul mukminin itu yakin bahwa bukan amalan suaminya yang bisa mengantarkan kepada surga dan berjumpa dengan Allah, tapi amalan dirinya sendiri. Karena bagaimana mungkin amalan kita dilakukan orang lain kecuali kita sendiri yang melakukannya.

Mariyam binti Imran sosok suci yang dianugerahi bayi tanpa ayah, setidaknya ia sebagai tauladan bagi para janda yang memiliki anak. Beliau tetap menjaga kehormatannya walaupun sendirian mengasuh anaknya tanpa suami. Ada Sarah dan Hajar bagi yang dipoligami, keduanya tetap hidup rukun serta tidak saling menjatuhkan. Nabi Ibrahim bukan karena dihasut Sarah hingga ia mengantarkan Hajar dan Ismail ke gurun pasir yang tandus, melainkan Ibrahim melakukannya atas perintah Allah. Jadi hubungan antara kedua istri tetap harmonis.

Aisyah binti Abu Bakar sebagai contoh perempuan yang rajin menuntut ilmu. Saat kita kupas tuntas sejarah kehidupan para perempuan shalih di setiap zaman, tentu kita akan menemukan ketauladanan tiada tanding yang patut kita ikuti. Sehingga suatu saat nanti, tidak ada alasan bagi kita untuk durhaka kepada Allah dan Rasul Nya.

Semua model bidadari ada dalam sejarah Islam. Tinggal kita ikuti langkah heroik mereka sesuai dengan kondisi yang dialami para perempuan. Mereka itulah sosok bidadari sesungguhnya. Mereka yang dengan sekuat tenaga berusaha selalu menemui Allah dalam setiap amalan baik. Dan Allah tidak menemukan mereka dalam kemaksiatan.

Calon bidadari surga adalah semua perempuan shalih yang masih hidup di dunia ini, karena ketika mereka wafat disitulah mereka menjadi bidadari yang selama ini dihayalkan. Kenikmatan yang tidak akan sanggup terlintas oleh mata, kemerduan suara yang tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas oleh pikiran. Itulah surga, tempat abadi yang Allah janjikan.

Ciri perempuan shalihah adalah melakukan segala perintah Allah dan Rasulullah dengan hati yang ringan. Ia tidak akan berfikir panjang dalam melakukan kebaikan. Walaupun terkesan sia-sia dalam kacamata dunia, tapi ia tetap melakukannya. Lihatlah bagaimana sepak terjang Hajar, ia tetap pergi ke gurun pasir walaupun secara logika sama artinya ia cari mati. Namun Allah tidak pernah tidur, ia selalu megawasi dan memberi perlindungan bagi yang dikehendaki.

Perjuangan kita para perempuan di Indonesia khususnya, tidaklah segetir pengorbanan seperti yang dilakukan Sumayyah yang harus mati dengan tombak terhujam di kemaluannya, tidak pula seperti Khadijah yang mengorbankan seluruh hartanya hingga pada masa pemboikotan total oleh orang kafir Quraisy Khadijah makan seadanya.

Perjuangan kita pada zaman kontemporer sekarang juga tidak seperti kondisi perempuan di Palestina yang setiap detik maut mengintai dengan bom-bom kaum Yahudi. Kita hanya cukup berislam dengan hati yang lapang menjalankan perintah Allah dan mengajak manusia, menyampaikan walau satu ayat semampu kita.
Tidak pacaran, menutup aurat dengan rapi, mendirikan shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan dan menghindari kemaksiatan merupakan kewajiban kita tanpa harus berlumuran darah. Tidakkah untuk pengorbanan sekecil itu kita juga tidak mau, padahal ketika kita tunduk, ganjaran nikmat yang akan kita peroleh jauh tidak sebanding dengan pengorbanan yang kita lakukan. Yaitu menjadi permaisuri surga dan menatap wajah Allah yang Maha Pencipta. Beruntunglah kaum perempuan yang mengenal dirinya, tahu siapa dirinya, sekarang ada dimana dan mau kemana. Wallahu'alam…

Admin 23 Jun, 2013


-
Source: http://beritaanehunikgokil.blogspot.com/2013/06/semua-model-bidadari-ada-di-dunia.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
SelengkapnyaSemua Model Bidadari Ada di Dunia

Jemputlah Rezeki Sejak Pagi Hari

Di Terbitkan Ardana

rezeki pagi hari

WAKTU pagi adalah waktu yang penuh berkah. Udara masih segar dan tubuh yang telah istirahat ketika malam kini menjadi fit kembali. Alangkah ruginya jika keadaan yang sangat baik seperti ini kita gunakan tidur lagi setelah shalat subuh. Maka, jangan turuti nafsu untuk bermalas-malasan dan bersembunyi di balik selimut lagi bila kita ingin mendapatkan keberkahan dari Allah Swt.

Berkaitan dengan hal ini, ada sebuah hadits yang perlu untuk kita renungkan, yakni dari Shakhr bin Wada'ah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
"Ya Allah, berkahilah umatku di pagi harinya." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Dalam hadits yang diceritakan oleh Shakhr bin Wada'ah r.a. tersebut betapa jelas bahwa Rasulullah Saw. berdoa agar umatnya diberikan berkah pada waktu pagi hari. Tahukan Anda siapakah Shakhr bin Wada'ah r.a.? Dia adalah seorang pedagang yang biasa mengirimkan barang dagangannya di pagi hari, sehingga dia menjadi kaya dan banyak harta. Berarti, Shakhr bin Wada'ah adalah orang yang bisa menyambut keberkahan Allah Swt. karena doa Rasululllah Saw. untuk umatnya di pagi hari.

Memang berat untuk tidak tergoda dengan hangatnya selimut, bantal, dan kasur yang empuk di pagi hari, apalagi suasana pagi yang dingin. Akan tetapi, bagi orang yang mempunyai keinginan yang kuat untuk medapatkan keberkahan dari Allah Swt. dengan banyak rezeki, tentu godaan itu dapat diatasi dengan baik. Apalagi kalau sudah terbiasa untuk tidak tidur setelah shalat subuh. Sungguh, badan akan terasa lebih sehat, pikiran lebih segar, dan hati lebih tenang serta bahagia.

Oleh karena itu, setelah shalat subuh, janganlah tidur kembali apabila kita ingin mendapatkan keberkahan dari Allah Swt. Berkaitan dengan tidur setelah shalat subuh ini, Ibnul Qayyim al-Jauziyah berpendapat bahwa di antara tidur yang tidak disukai menurut orang-orang yang saleh ialah tidur di antara shalat subuh dan terbit matahari, karena ini merupakan waktu untuk memperoleh hasil bagi perjalanan ruhani. Pada saat itu terdapat keistimewaan besar, sehingga seadainya mereka melakukan perjalanan (kegiatan) semalam suntuk pun, belum tentu dapat menandinginya.

Apa yang disampaikan oleh Ibnul Qayyim al-Jauziyah tersebut senada dengan pendapat Ibnu Hajar al-'Asqalani, ulama ahli hadits dari Mesir yang salah satu kitab terkenalnya adalah Fath al-Bari (Kemenangan Sang Pencipta). Dalam kitab yang merupakan syarah kitab shahihnya Imam Bukhari dan disepakati oleh para ulama sebagai kitab penjelasan yang paling detail yang pernah dibuat tersebut, Ibnu Hajar Al-'Asqalani mengatakan, "Sesungguhnya dikhususkan waktu pagi dengan keberkahan karena waktu pagi adalah waktu (untuk melakukan) kegiatan."

Bagi para ulama, suasana pagi yang tenang adalah waktu yang paling baik untuk mendalami suatu ilmu. Pada saat yang seperti ini kemampuan seseorang untuk memahami sebuah ilmu bisa lebih meningkat. Hal ini bisa terjadi karena konsentrasi terhadap ilmu pun lebih mudah untuk dilakukan. Ada seorang ulama yang yang mampu menulis sebanyak empat puluh halaman setiap hari selama empat puluh tahun terakhir masa usianya, yakni Ibnu Jarir ath-Thabari, ternyata beliau melakukan murajaah (menghafal) akan ilmu dan ide-ide yang akan dituangkan dalam tulisannya di awal-awal subuh. Ini merupakan bukti bahwa waktu pagi memang penuh dengan keberkahan.

Rasulullah Saw. bersabda: "Seusai shalat fajar (subuh) janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari rezeki." (HR. Thabrani)

Janganlah kamu tidur, begitu sabda Rasulullah Saw. untuk kita, seusai shalat subuh. Lalu, apa yang kita lakukan seusai shalat subuh? Banyak hal yang dapat kita lakukan. Setelah shalat subuh berjamaah di masjid, kita bisa duduk di ruang tamu untuk membaca Al-Qur'an. Setelah itu, membuka seluruh jendela dan membersihkan rumah. Atau, memulai segala aktivitas yang perlu untuk kita lakukan di pagi hari.

Berkenaan dengan mengisi waktu setelah shalat subuh ini, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim disampaikan, "Peliharalah waktu itu dengan mengisinya melalui tilawah Al-Qur'an satu juz dalam satu hari, berdzikir atau menghafal. Inilah yang dilakukan Rasulullah Saw. selesai menunaikan shalat subuh, bahwa beliau duduk di tempat shalatnya hingga terbit matahari."

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah Saw. pernah bersabda bahwa waktu subuh adalah masa di mana para malaikat malam naik ke langit dan digantikan oleh malaikat siang. Betapa indahnya jika pada waktu pergantian tersebut seseorang dalam keadaan melakukan ketaatan kepada Allah Swt.

Ada sebuah amalan yang sangat besar fadhilahnya apabila dilakukan seseorang dalam rangka memanfaatkan waktu di pagi hari ini. Hal ini dapat kita ketahui dari sebuah hadits, yakni dari Anas bin Malik r.a., ia berkata bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:

"Barangsiapa shalat fajar (shalat subuh) berjamaah di masjid, kemudian tetap duduk berdzikir mengingat Allah, hingga terbit matahari lalu shalat dua rakaat (shalat dhuha), maka seakan-akan ia mendapatkan pahala haji dan umrah dengan sempurna, sempurna, dan sempurna." (HR. Tirmidzi)

Lihatlah, betapa besar pahala orang shalat subuh dengan berjamaah di masjid, kemudian tetap duduk untuk berdzikir hingga terbit matahari, lantas dilanjutkan dengan shalat dhuha, seakan ia mendapatkan pahala haji dan umrah dengan sempurna. Betapa besar pahalanya. Bisakah kita mengamalkanya? Kalau tidak bisa setiap hari, setidaknya seminggu sekali ketika kita libur dan tidak harus berpagi-pagi untuk berangkat bekerja.

"Bangunlah pagi hari untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhanmu. Sesungguhnya pada pagi hari terdapat barakah dan keberuntungan." (HR. Thabrani dan Al-Bazzar)

Admin 23 Jun, 2013


-
Source: http://beritaanehunikgokil.blogspot.com/2013/06/jemputlah-rezeki-sejak-pagi-hari.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
SelengkapnyaJemputlah Rezeki Sejak Pagi Hari

Fenomena Tidur Singkat Dan Keajaiban Al-Qur’an

Di Terbitkan Ardana


"Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan," [Qs. Ar-rum:23]

RUPANYA untuk me-refresh otak, ketika ia merasa lelah di siang hari akibat akumulasi informasi yang sampai sehingga kinerja menjadi kurang efisien, maka sebetulnya memerlukan rehat sejenak, yakni dengan tidur sejenak.

Rehat ini bagi otak merupakan penyusunan kembali informasi dan pengorganisasian gelombang-gelombang sel dan memantapkan informasi yang diperoleh di siang hari.

Oleh karena itu, para ilmuwan menegaskan pentingnya tidur malam hari atau tidur sebentar siang hari dan bahwa pemberian rehat kepada otak ini akan memperkuat memori. Mereka menemukan bahwa orang yang biasa tidur sebentar di siang hari, kinerja ilmiahnya mereka lebih baik, dan kemampuan mengingat sesuatunya akan lebih cepat..

Sebuah tim peneliti dari Universitas Lubeck, Jerman , melakukan tes diagnostik pada 52 sukarelawan. Para sukarelawan diminta untuk tidur dalam rentang waktu tertentu, tanpa membedakan waktu siang atau malam. Dan hasilnya, kondisi mereka sama dan tidak berbeda.

Dan hasilnya ternyata tidur singkat di 'siang hari', sama pentingnya dengan tidur di malam hari. Para peneliti mengatakan tidur siang hari sebentar—yang disebut dalam Islam dengan istilah qailullah itu sangat berguna, sama seperti tidur di malam hari. Mereka mengatakan, bahwa dari perspektif perbaikan sikap dan perilaku, tidur siang berguna, sama sebagaimana tidur malam, terkait dengan fungsi kognitif seseorang.

Diingatkan kembali terhadap apa yang disampaikan Al Quranul Karim, untuk tidur di malam dan siang hari. Bahkan tidur siang sebentar itu tidak kalah pentingnya sebagaimana tidur malam.

Ini adalah tanda keajaiban Al-Qur'an sebagai kitab yang diturunkan dari Allah Yang Maha Mengetahui. Karena informasi ini baru bagi para Ilmuwan, bahkan mereka tidak tahu pentingnya tidur siang kecuali di abad ke dua puluh satu. Sedangkan Al Quran telah menekankan pentingnya tidur malam dan siang, sebagai suatu keajaiban dan tanda kekuasaan Allah, sejak empat belas abad lalu!

Memori Otak Saat Seseorang Baru Saja Bangun Tidur
Para ilmuwan Universitas Harvard melakukan penelitian terkait hubungan antara memori ingatan dan tidur. Mereka menggunakan alat scan resonansi MRI fungsional magnet, hingga mereka mendapati adanya aktivitas otak di kawasan yang spesifik. Kemudian aktifitas bergerak ke wilayah kedua dan begitulah seterusnya bahwa otak melakukan penataan informasi, berkoordinasi, dan menyimpan informasi sehingga mudah diambil kembali setelah seseorang bangun dari tidur.

Namun studi selanjutnya menunjukkan bahwa fokus otak seseorang ada pada tahap minimum ketika ia baru saja bangun tidur. Dibutuhkan waktu antara 15-30 menit untuk dapat mengembalikan kemampuan pikiran. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar seseorang segera setelah bangun tidur melakukan beberapa latihan ringan untuk memulihkan aktivitas otak.

Di sini, kita juga bisa memahami mengapa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam banyak mengingat Allah langsung setelah bangun dari tidur. Beliau kemudian berwudhu, berdo'a, lalu shalat. Jadi beliau menggunakan bagian waktunya setelah tidur untuk berdo'a dan berdzikir, sebelum melakukan aktifitas lain atau menentukan keputusan. Jika kita kaji pandangan para ilmuwan dewasa ini, mereka menegaskan bahwa memori manusia berada pada posisi terendah setelah baru saja bangun dari tidur.

Para peneliti memperingatkan dokter yang berjaga malam, juga petugas pemadam kebakaran dan pekerja dimalam hari yang pekerjaannya membutuhkan pengambilan keputusan penting setelah bangun. Disarankan mereka untuk tidak mengambil keputusan atau tidak mengambil tindakan apapun sampai setelah seperempat jam setelah bangun tidur.

Inilah Sebabnya Allah subhanahu wata'ala berfirman :
"Allah memegang jiwa (seseorang) pada saat kematiannya dan jiwa (seseorang) yang belum mati ketika ia tidur, maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir."(Qs. Az-Zumar:42).

Ayat ini menjelaskan tentang pentingnya tidur dan kaitan antara tidur dengan mati. Karena itu kita, dengan berdzikir kepada Allah subhanahu wata'ala sebelum tidur dan setelah bangun dari tidur. Bercermin pada apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Apa Pelajaran yang Kita Petik dari Studi Ini?
  • Jangan terlalu banyak tidur, dan bangunlah disaat shalat Subuh. Gantilah sebagian kekurangan tidur kita diwaktu malam dengan tidur sejenak diwaktu siang.
  • Manfaatkan waktu tidur kita dengan mendengarkan tilawah Al Qur'an murottal. Otak akan bekerja menyimpan ayat-ayat yang dibacakan itu saat kita tidur. Ini adalah salah satu cara untuk membantu kita menghafal Kitabullah.
  • Hal pertama yang harus dilakukan setelah bangun langsung adalah berdo'a sebagaimana diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
"Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nyalah kami dikumpulkan".

Lalu berwudhulah, shalat dan bacalah Al Qur'anul karim selama sekitar 15 menit minimal. Aktifitas seperti ini akan menambah kemampuan kita untuk bias tepat mengambil keputusan penting dalam hidup.

sumber: kucinta al-qur'an

Admin 23 Jun, 2013


-
Source: http://beritaanehunikgokil.blogspot.com/2013/06/fenomena-tidur-singkat-dan-keajaiban-al.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
SelengkapnyaFenomena Tidur Singkat Dan Keajaiban Al-Qur’an

10 Adab Tidur Dalam Islam

Di Terbitkan Ardana


SEMUA mahluk hidup pasti memerlukan istirahat setelah melakukan berbagai aktivitasnya, salah satunya adalah dengan tidur. Selama kita tidur, tubuh kita akan mengganti sel-sel yang rusak dikarenakan aktivitas dengan sel-sel yang baru. Selain itu limbah serta uap kotor yang terjadi pun dibuang oleh tubuh saat kita tidur.

Tidur adalah karunia Allah bagi manusia.  Oleh karenanya dalam Islam terdapat adab-adab tidur yang dicontohkan oleh Rasulullah.

Pertama, Qoylullah, yaitu istirahat di pertengahan siang. Qoylullah dilakukan setelah sholat zuhur/sholat jum'at.   Kebiasaan ini dilakukan oleh para sahabat nabi.

Kedua, tidur di awal malam setelah sholat Isya, kemudian bangun lagi di awal sepertiga malam.

Ketiga, jangan tidur sebelum waktu isya karena Rasul membencinya (khawatir kebablasan hingga pagi), dan Rasul juga membenci percakapan yang tanpa manfaat setelah sholat isya.

Keempat, menutup pintu, mematikan api/lampu dan menutup piring-piring makanan dan minuman sebelum tidur.  Perintah ini mengandung kebaikan duniawi dan ukhrowi yaitu menjaga diri dan harta dari orang-orang yang hendak berbuat jahat terlebih lagi dari syetan.

Kelima, berwudhu sebelum tidur. Hal ini dilakukan agar kita berada dalam keadaan suci bila sewaktu-waktu dipanggil ke hadiratNya dalam keadaan tidur.  Selain itu dengan berwudhu kita bisa dijauhkan dari gangguan syetan dan rasa takut.

Keenam, mengebuti tempat tidur dengan ujung sarung/selimut sebanyak 3 kali sambil membaca basmalah. Ini dilakukan untuk mengusir serangga atau makhluk gaib yang berada di atasnya. Dari Abu Hurairah bahwasannya Rasulullah bersabda :  Apabila salah seorang dari kalian hendak tidur maka kebutilah tempat tidurnya dengan ujung sarungnya karena sesungguhnya ia tidak tahu apa yang akan menimpa kepadanya.

Ketujuh, jangan tidur satu selimut antara laki-laki dengan laki-laki (dewasa), perempuan dengan perempuan (dewasa).

Kedelapan, Berbaring ke sisi kanan ketika tidur, posisi tangan kanan di tekuk di bawah pipi kanan.  Posisi tidur seperti ini paling bagus untuk manusia, karena organ-organ dalam tubuh tidak saling bertumpang tindih, semua pada tempatnya.

Kesembilan, membaca ayat Kursi, surat Al-Ikhlas,  Al-Falaq,  Annas, dan 2 ayat terakhir Al-Baqoroh sebelum tidur.

Kesepuluh membaca doa sebelum tidur "Bismika Allahumma ahya, wa bismika aamuut".

Admin 23 Jun, 2013


-
Source: http://beritaanehunikgokil.blogspot.com/2013/06/10-adab-tidur-dalam-islam.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
Selengkapnya10 Adab Tidur Dalam Islam

Sunnah-Sunnah Saat Bangun Tidur

Di Terbitkan Ardana

tidur

DALAM Islam, semua hal bisa menjadi ibadah. Tentu, apabila kita niatkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Apalagi tidur. Selain akan membuat kita jadi segar, tidur juga merupakan sebuah karunia besar untuk kita.

Dan luar biasanya Islam, tidak hanya ketika, dan sedang, bahkan bangun tidur pun bisa menjadi pahala. Ada beberapa hal yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah kepada kita untuk kita tiru. Beberapa ini di antaranya.

1. Mengusap wajah dengan tangan agar hilang kantuk
"Saat Rasulallah shallallahu `alaihi wasallam bangun dari tidur, beliau duduk dan mengusap wajahnya dengan tangannya untuk menghilangkan kantuk." (HR. Imam Muslim)

2. Mengucapkan do`a sebagai berikut :
"Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nya kami dikembalikan." (HR. Al-Bukhari)

3. Bersiwak
"Apabila bangun dari tidur di malam hari, Rasulallah shallallahu `alaihi wasallam menggosok gigi dengan siwak." (HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim)

4. Mendenguskan angin dari lubang hidung
Rasulallah shallallahu `alaihi wasallam bersabda: "Apa-bila salah seorang diantara kalian bangun tidur, hendaknya ia mendenguskan angin melalui lubang hidungnya sebanyak 3 kali. Karena syetan biasanya mendekam di lubang hidung." (HR. Muttafaq `Alaih)

5. Membasuh kedua tangan sebanyak 3 kali
Rasulallah shallallahu `alaihi wassallam bersabda :
"Apa-bila salah seorang diantara kalian bangun tidur, jangan langsung mencelupkan tangannya ke dalam bejana wudhu sebelum membasuhnya sebanyak 3 kali." (HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim)

Admin 23 Jun, 2013


-
Source: http://beritaanehunikgokil.blogspot.com/2013/06/sunnah-sunnah-saat-bangun-tidur.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
SelengkapnyaSunnah-Sunnah Saat Bangun Tidur

Cara Baru Merapikan Gigi Tanpa Behel

Di Terbitkan Ardana

gigi palsu

Banyak penyebab mengapa gigi tidak berada di posisi yang sesuai. Salah satunya adalah gigi susu terlambat dicabut saat seseorang masih kecil sehingga pertumbuhan gigi permanen mengalami penyempitan spasi yang membuat gigi yang seharusnya tumbuh lurus ke atas atau ke bawah malah miring atau kebiasaan kita saat kecil yang mendorong gigi menggunakan lidah sehingga menyebabkan peletakan gigi menjadi tidak sesuai.
Ada salah satu cara merapikan gigi yang sebenarnya bisa digunakan, yaitu memakai behel atau kawat gigi, apalagi sekarang sedang nge-trend gaya dengan menggunakan behel apalagi di kaum muda perempuan.

Namun yang menjadi masalah adalah pemasangan behel/kawat gigi yang tidak murah, sekitar 2-10 juta-an. Juga sepertinya Behel tidak cocok digunakan oleh kaum pria.

Namun ada salah satu cara ampuh merapikan gigi tanpa behel, yaitu dengan menggunakan sendok kayu. Ya, sendok kayu. Hanya dengan menggunakan alat tersebut kita sudah bisa berupaya untuk merapikan gigi yang berada tidak semestinya.

Langkah pertama yang harus kalian lakukan adalah memasukkan sebuah sendok kayu ke dalam nasi yang sedang ditanak di dalam panci. Saat nasi masih dalam keadaan kondisi ¾ matang dan air masakan nasi masih meluap-luap adalah waktu yang paling tepat. Biarkan sendok kayu berada di tengah tanakan nasi tersebut selama kira-kira 1 menit, setelah itu cabut dan gunakan sendok yang dicelupkan tadi untuk mendorong gigi ke jalurnya. Jika gigi ingin didorong ke luar, ujung sendok harus diarahkan ke luar. Begitu pun sebaliknya, jika gigi ingin didorong ke dalam, ujung sendok harus diarahkan dari luar ke dalam. Setelah dorongan pertama, biarkan selama 10 detik lalu ulangi caranya mulai dari memasukkan kembali sendok ke dalam masakan nasi. Lakukan setiap hari dengan beberapa kali dorongan per harinya.

Yang perlu diperhatikan disini adalah, tunggu sebentar agar panas di sendok berkurang (ini khusus penderita gigi sensitif) dan hati-hati dalam melakukan dorongan agar jangan sampai mengenai gusi, sakit bro.
Dengan kesabaran dan ketekunan, hasil yang diperoleh akan mengejutkan bahkan di luar dugaan kalian. Hanya dengan waktu kurang dari setengah jam tiap harinya, gigi kalian akan menjadi teratur dan semakin indah, tentu saja dengan cara hemat dan ekonomis.

Jadi inilah cara ampuh merapikan gigi tanpa behel, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Admin 23 Jun, 2013


-
Source: http://beritaanehunikgokil.blogspot.com/2013/06/cara-baru-merapikan-gigi-tanpa-behel.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
SelengkapnyaCara Baru Merapikan Gigi Tanpa Behel

Celana Dalam Gembok

Di Terbitkan Ardana


Celana dalam gembok waduh ekstrim juga ya bukan celana dalam gembok asli sih yang digunakan, tapi untuk mengantisipasi maraknya praktik esek-esek di panti pijat di Kota Batu, Pemkot setempat baru-baru ini menerapkan aturan baru. Para peramu pijat diwajibkan memakai gembok dengan mengunci rok dan celana dalam yang dipakai sehingga para pelanggan tidak mudah membuka celana dalam pemijat. Hal ini dilakukan agar image Batu sebagai Kota Pariwisata tidak dikotori dengan praktek sebagian panti pijat yang diduga melakukan praktek esek-esek terselubung. Kepala Satpol PP Kota Batu, Drs Imam Suryono mengatakan aturan baru ini sudah disosialisasikan kepada para pengelola panti pijat di kota itu. Sementara ini, lanjut Imam, dari sembilan panti pijat yang ada baru dua panti yang sudah mewajibkan karyawannya memasang gembok di rok mereka sebelum melayani pelanggan. Dua panti itu adalah Panti Pijat Rini Jaya dan Panti Pijat Doghado di Jl Raya Beji Kota Batu. Sampai saat ini kebijakan baru ini baru bersifat anjuran.

Ke depan, Pemkot akan melegalkan aturan ini menjadi kebijakan pemkot yang tertuang dalam peraturan wali kota. Dijelaskan, setelah resmi menjadi peraturan daerah (perda) aturan perarutan wali kota, pihaknya akan menerapkan sanksi kepada para pengelola panti pijat yang membiarkan pemijatnya tidak memakai gembok saat melayani pelanggan.
Celana Dalam Gembok

Sebagai Kota Wisata, Batu tidak mungkin menghapus bisnis ini. Kebijakan yang bisa dilakukan adalah menjaga agar bisnis ini tidak diselewengkan sebagai bisnis esek-esek terselubung. Selama ini, bisnis panti pijat di Kota Batu tumbuh subur dan banyak diminati para wisatawan khususnya dari luar kota.
Selain memanfaatkan pelanggan dari luar kota, bisnis ini memiliki pelanggan tetap yang berasal dari Malang Raya. Ditambahkan, selama ini bisnis panti pijat di Kota Batu relatif tertib dan mematuhi semua aturan yang diterapkan Pemkot Batu.

Terbukti, saat bulan puasa mereka selalu mengikuti aturan yang kami tetapkan agar tidak beroperasi di siang hari. Bahkan, sebagian panti pijat memilih tutup agar ketenangan melaksanakan ibadah bulan puasa tidak terganggu image negatif bisnis ini. Bisnis ini tergolong bisnis menjanjikan karena pelanggan yang setia memanfaatkan jasa para peramu pijat ini tidak hanya kalangan menengah ke bawah tetapi kalangan menengah ke atas.

Terbukti, lokasi pijat yang ada rata-rata dipenuhi para pelanggan berdasi dengan membawa kendaraan sedan mewah. Jika tidak diantisipasi sejak dini, bisnis ini bisa dimanfaatkan sebagai sarana efektif bertransaksi esek-esek. Jika ini yang terjadi, kecocokan antara pemijat dengan pelanggan bisa berlanjut di luar panti dengan melakukan praktek prostitusi di luar tempat kerja mereka

Admin 23 Jun, 2013


-
Source: http://beritaanehunikgokil.blogspot.com/2013/06/celana-dalam-gembok.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
SelengkapnyaCelana Dalam Gembok