Semoga tidak repost
JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir mustahil memisahkan anak dari televisi hanya demi menghindarkan mereka dari efek negatifnya. Kehadiran televisi di lingkungan anak-anak sudah tidak dapat dihindarkan lagi. Bahkan, ketika Anda membatasi, anak tetap memiliki kesempatan untuk mengakses televisi
Namun, Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (FISIP UI), Nina Mutmainnah Armando, kembali menegaskan bahwa efek negatif televisi bisa dijauhkan hanya dengan kehadiran orangtua bersama anak-anak. Dengan demikian, orangtua tidak sekadar memagari anak dari televisi dengan membabi buta tetapi menjembatani mereka secara aktif melalui pendampingan.
"Pendekatannya adalah mendampingi aktif. Menjadi aktif itu dengan adanya penunjukkan mana yang baik, dan mana yang buruk. Informasi mengenai itu, menjadikan anak-anak untuk tidak menerima secara bulat-bulat, kita yang mendorong anak-anak untuk sadar, kemudian kritis," ungkapnya dalam workshop Literasi Media bertajuk "Menciptakan Masyarakat Melek Media", Kamis (30/8/2012) di gedung IASTH lantai 6 Pascasarjana Ilkom UI, Salemba, Jakarta.
Anak-anak, lanjutnya, termasuk golongan omnivision. Mereka menonton segala acara.
Televisi memiliki manfaat positif seperti mendekatkan hubungan keluarga, memberikan perasaan santai, merangsang percakapan antar keluarga, menjadi hiburan sehat, sumber informasi, memperluas cakrawala pandangan dan berpikir seorang anak. Namun, kini, anak-anak pun berpotensi besar terimbas efek negatifnya, bahkan sejak bayi. Pasalnya, televisi disebutkan memiliki daya tarik yang luar biasa bagi seorang bayi sekali pun.
Oleh karena itu, orangtua harus menciptakan imunitas anak-anak terhadap dampak negatif televisi sehingga nantinya bijak merespon setiap hal yang disaksikan dari televisi.
"Seringkali si anak menonton acara dengan tidak ada seleksi, di rumah juga tidak ada aturan atau pembatasan untuk menonton. Dampaknya, anak menjadi konsumtif, hedonis, menempatkan tv sebagai pelarian, menghambat kreativitas, agresif, dan tidak realistis, sulit berkonsentrasi, malas membaca, menunda waktu, dan masih banyak lagi," tambah Nina.
Pendampingan saat anak menonton menjadi langkah imunisasi yang mujarab untuk melindungi anak. Selain itu, lanjutnya, orangtua juga harus mengetahui klasifikasi program siaran televisi, mulai dari kategori SU (2+ atau cocok untuk semua umur), P (2-6 tahun), A (7-12 tahun), R (13-17 tahun), dan D (18+). Program siaran televisi saat ini sudah diwajibkan mencantumkan klasifikasi ini di layar televisi.
Bantu :rate5 dengan
Atau :cendolbig tanpa :batabig
Postingan menarik lainnya:

01 Sep, 2012
-
Source: http://kaskusbetarefresh.blogspot.com/2012/09/efek-negatif-televisi-menjauh-saat-anda.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
ARTIKEL TERKAIT
- Makan di Restoran ini Bayarnya Sukarela
- Wauaw...Pesawat Boeing 747 ini DISULAP Jadi Hotel Mewah
- [FOTO] Ini dia Terapi PALING BAHAYA yang ada di Indonesia
- puasakah anda? lantas beginikah?
- Gokil! Cara Makan Yang Aneh
- Keren! Spidercat
- Ini dia Liburan Ekstrem Orang Kaya di Qatar
- Aneh Gan...Salju Turun di Gurun Pasir Chili
- Inilah Dampak Negatif dari Penggunaan Senjata Kimia
- Wow! Kucing Gendut Menerobos Lubang Kecil
- Subhanallah....Masjid ini Tidak Hancur Walaupun DISERANG BOM dan GEMPA BUMI
- NGAKAK] Kumpulan karya arsitek jenius
- Astaga! Kucing Doyan DIcium
- Wow! Menurut Survei: Ternyata Kijang Lebih Enak dari Alphard
- Waoww....Wartawan Ini Punya Koleksi Kamera Sebanyak 4.425 Kamera
- Inilah Benda Museum Paling ter-KENAL di Dunia
- WOW....Starbucks Jual Cangkir Kopi Bertabur Kristal
- Jenius...Bocah 11 Tahun ini Sudah Kuliah
- Gadis Cantik plus Bening ini adalah Gadis Cantik ter-KUAT se-JAGAT
- Benarkah Kehidupan di Bumi Berasal dari Planet Mars...??
- Sejarah Ikan Mujair Masih Menjadi Misteri ?!
- Sumpah Gan...Lukisan Dinding ini Keren Banget
- Benarkah ini 3 Negara Tertua di Dunia ?!
- Pantai dan Hutan Indoor Terbesar di Dunia Gan ? Bisa Nyasar !
- Suami Istri ini Hobi KOLEKSI TANK dan KENDARAAN PERANG