"Kalau gonta-ganti pasangan bisa mengakibatkan kelainan pada saluran telur perempuan yang menyebabkan infeksi dan berujung menjadi buntunya saluran telur itu," kata dr Putu Doster Mahayasa, SpOG, ahli kandungan pada Sub-Bagian Endrokrinologi Reproduksi dan Fertilitas SMF Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah di Denpasar, Rabu (17/10).
Menurut dia, apabila saluran telur buntu, maka sel sperma tidak bisa membuahi sel telur karena ovarium tidak menghasilkan sel telur.
Dia menjelaskan bahwa yang tergolong infertilitas pada pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun, tapi belum dikaruniai keturunan.
Usia subur, lanjut Doster, untuk perempuan yang cukup ideal yakni antara usia 20-30 tahun, sementara pada lelaki usia pada 60 tahun masih bisa memproduksi sel sperma.
Selain buntunya saluran indung telur pada perempuan, kualitas air mani dan sel sperma juga sangat mempengaruhi. "Jumlah sperma harus cukup, minimal dua cc itu harus ada 40 juta sel sperma," katanya.
Selain dari segi jumlah, gerak sel sperma harus aktif dan bentuk sel yang baik. Gaya hidup yang tidak memperhatikan kesehatan juga menjadi faktor pemicu infertilitas pada usia subur, di antaranya merokok, dan minum minuman keras.
"Merokok dan minum minuman keras itu mempengaruhi kesuburan. Untuk itu menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh sangat penting," katanya.
Doster menambahkan rata-rata usia ketidaksuburan mencapai 12 hingga 15 persen pada usia subur dari sejumlah penelitian mengenai reproduksi di seluruh dunia.beritasatu.com
#ad2fcb
Blogger 17 Oct, 2012
-
Source: http://bukanklikunic.blogspot.com/2012/10/seks-bebas-remaja-picu-infertilitas.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com