KOMPAS.com — Siapa yang tidak mengenal Google? Perusahaan raksasa internet ini awalnya dikenal sebagai situs yang menyediakan layanan mesin pencari (search engine).
Dengan berjalannya waktu, Google terus berkembang. Perusahaan ini tidak hanya fokus ke dunia search engine, tetapi sudah membuat sistem operasi mobile, Android, hingga perangkat kacamata masa depan, Google Glass.
Dengan reputasinya yang terus meningkat, tidak heran Google menjadi target dari para pencari kerja. Google pun tidak sembarangan dalam menerima seorang karyawan. Tidak hanya disertai dengan skill yang cukup, seorang karyawan Google harus memiliki kreativitas yang tinggi.
Proses perekrutan yang dilakukan oleh Google terhadap calon karyawannya pun diketahui sangat panjang. Total, seorang calon karyawan Google bisa saja menghadapi hingga tujuh kali proses wawancara.
Pengalaman mengikuti proses perekrutan karyawan Google sempat dituturkan oleh Andryo Haripradono dalam blog pribadinya. Warga negara Indonesia ini pernah melamar untuk Digital Media Consultant di Google Singapura.
"Proses (perekrutan) akan memakan waktu 1 bulan lebih karena kira-kira untuk posisi yang saya ini akan diadakan 4 sampai 5 wawancara," tulis Andryo dalam blog-nya, www.andryo.com.
Saat proses tersebut, kebetulan Andryo sedang bekerja di Sydney, Australia. Hal tersebut membuat Aryo tidak bisa memenuhi panggilan Google untuk melakukan wawancara di Singapura. Namun, akhirnya wawancara bisa dilakukan melalui telepon dan juga video conference.
Dalam wawancara pun, terkadang tim pewawancara Google akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan abstrak yang sangat sulit untuk dijawab. Sayangnya, contoh pertanyaan tersebut tidak bisa disebutkan karena si calon karyawan harus menandatangani perjanjian non-disclosure agreement untuk tidak membocorkan informasi apa pun.
"Cukup sulit pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan. Kebanyakan pertanyaannya bukan tentang hal-hal yang bisa dipelajari, tapi lebih ingin melihat seberapa kreatifnya saya," lanjut Andryo.
Walaupun semua proses wawancara tersebut berlangsung lancar, belum tentu seorang calon bisa langsung diterima. Calon tersebut harus menunggu penilaian akhir dari Google pusat.
"Ternyata 5 wawancara itu baru hanya setengah jalan. Mereka harus mengirimkan profile saya ke Google di Amerika, untuk dinilai oleh hiring committee," ungkap Andryo.
Sayangnya, Andryo tidak diterima oleh Google. Walaupun memiliki pengalaman yang baik di bidang digital media dan online marketing, Google tak menerima Andryo karena baru bekerja selama 3 bulan di tempatnya bekerja hingga saat ini.
Quote:
Kata TS :iloveindonesias wajar lah kalau sulit , kan emang google atau mbah google ini web browser yang mendunia dan besar . pastinya harus mencari dan menseleksi calon pegawai yang kompeten , agar bisa berkembang terus google :iloveindonesias
|