BOGOR, KOMPAS.com - Taman Nasional Ujung Kulon ternyata bukan lagi kawasan yang representatif bagi habitat Badak Jawa. Terus meningkatnya populasi Banteng mengancam ruang gerak dan ketersediaan makanan bagi Badak Jawa.
Menurut pendataan terakhir Taman Nasional Ujung Kulon dan lembaga konservasi satwa, saat ini populasi Badak Jawa hanya ada sekitar 31 ekor, 10 ekor di antaranya betina. Sementara populasi Banteng di kawasan yang sama mencapai sekitar 800 ekor.
''Kondisi tidak seimbang itu selain mengancam ruang gerak dan ketersediaan pakan bagi Badak Jawa, juga menimbulkan potensi menularkan penyakit Banteng kepada Badak Jawa,'' kata Direktur Yayasan Badak Indonesia, Widodo Rahmono dalam Forum Orientasi Wartawan Konservasi 2012 di Taman Safari Bogor, Minggu (7/10/2012).
Karena itu, untuk menyelamatkan populasi Badak Jawa, dia berharap ada kebijakan dari pemerintah dalam hal pengurangan populasi Banteng di Ujung Kulon. Jumlahnya yang banyak harusnya bisa disebar ke sejumlah kawasan taman nasional untuk pengayaan satwa. Selain itu, letak geografi Ujung Kulon tidak menguntungkan bagi populasi Badak Jawa.
Dijelaskan Widodo, dekat dengan Gunung Api Krakatau, membuat populasinya diancam bahaya bencana gunung api. ''Bahaya bencana gempa juga mengancam Ujung Kulon karena lokasinya terletak di Sesar Selat Sunda, dan Sesar Induk Australia,'' terangnya.