Tadi siang ane baru aja menghubungi sebuah kantor Kementerian untuk menanyakan rencana induk (Masterplan ) dari proyek-proyek pembangunan sumber daya air ( waduk, saluran air minum, Sewage tunnel , dan sebgainya )di Indonesia.
Ane telpon dengan menyebutkan bahwa ane anak magang dengan proyek Market Research di HK AG( ane kasih initial aja yah ). Awalnya diangkat oleh front office lalu disuruh untuk menelpon ke nomor telpon X dengan contact person , sebut saja Ibu X.
Telfon ke nomor kedua, ternyata disitu bukan tempat Ibu X, dan akhirnya disuruh menelpon ke nomor yang ketiga.
Akhirnya telfon nomor ke 3 , dan ada si si Ibu X ini. Akhirnya ane jelaskan siapa jati diri ane. Hahaha
dan bukan sebuah respon positif, tapi ternyata ane dibilang saya salah departemen â?¦ padahal ane udah jelasin loh background ane ke resepsionis, dan sudah minta ane untuk menghubungi pihak tersebut.
Akhirnya ibu X bilang kalau harus ada surat perusahaan ane magang untuk minta data itu. Padahal ada di Kementerian yang lain yang mempublikasikan Masterplan.
Dan beliau minta suratnya dikirim, bukan melalui email.
Ane sadar kalo beliau pasti ga percaya kalo yang nelpon ini lebih dari 7000 km jauhnya, padahal menurut ane data itu bukanlah data spesial, karena di kementerian lain juga mempublikasikannya.
Sekarang ane merasa kalo menghubungi ke orang-orang pemerintahan lebih baik pakai bahasa Inggris ( ga ngaku kalo ane orang Indo ), karena ane merasa ga dihargai kalo pake bahasa Indo.