Kini, setiap Kencana melihat perokok di angkutan umum, ia tak peduli jika harus membuang puntung rokok dari mulut si perokok kalau tidak menggubris tegurannya.
"Kalau di angkot, saya cabut dan saya buang walau dia marah. Saya tidak peduli. Kita harus berani! Kalau kita ingatkan dia tidak peduli, saya cabut. Kalau dia berhenti, saya terima kasih," ujar Kencana dalam testimoninya di Konferensi Pers Kantor Kantor Sekretariat Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Senin (12/11/2012).
Kencana menceritakan pengalamannya sebagai aktivis saat 2003. Meski banyak yang merokok, masing-masing menghormati hak mereka. Banyak rekan-rekannya yang merokok di luar demi menghormati yang tidak merokok.
Namun kondisi ini berbeda ketika ia bergabung dengan partai. Masing-masing mengaku memiliki hak, termasuk si perokok yang katanya berhak merokok di dalam ruangan. Padahal ruangan itu ber-AC dan asap rokok mengebul di mana-mana.
"Karena saya kurang oksigen, saya selalu ngos-ngosan," jelasnya.
Banyaknya aktivitas di partai sejak Agustus membuatnya ia terpaksa berhubungan dengan perokok. Dampaknya, ia ambruk dan mengalami demam yang tinggi. "Sekarang saja napas pendek, bicara susah," ujarnya.
Hari ini merupakan pertama kalinya Kencana beraktivitas ke luar rumah, setelah berbulan-bulan kondisinya kurang sehat akibat sesak napas yang dideritanya. Namun, ia akan selalu menghindari perokok agar penyakitnya tidak kumat lagi. Ia khawatir dengan efek yang akan diterima jika terus-terusan menjadi perokok pasif.
"Kalau masuk ada asap rokok aja seperti dipukul," katanya.
"Saya imbau masyarakat dan pemerintah, pedulilah. Korbannya sudah banyak. Saya kebetulan sudah tua, bagaimana dengan generasi muda lainnya," ujarnya sambil terbata-bata.
Salah satu efek rokok bisa menimbulkan masalah kesehatan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik). Anggota Pengurus Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Dr Agus Dwi Susanto, menjelaskan, gejala yang muncul pada penderita PPOK seperti bengek, tidak bisa beraktivitas jauh, setiap gerak napasnya menjadi sesak.
"Biasanya dokter mengatakan bronkitis kronik. Obatnya bisa oksigen seumur hidup," jelasnya.(MEL)
Sumber:http://health.liputan6.com/read/452894/ibu-ini-galak-sama-perokok-karena-sering-jadi-korban
Asal Asah 19 Nov, 2012
-
Source: http://asalasah.blogspot.com/2012/11/ibu-ini-langsung-cabut-rokok-dari-mulut.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com