P2B: Tidak Ada Kegagalan Teknis Struktur di Menara Saidah
Isu mengenai kondisi bangunan yang miring harus diluruskan.
Kepala Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) DKI Jakarta, I Putu Indiana, menyebutkan Gedung Menara Saidah yang berada di Jalan MT Haryono, Pancoran, Jakarta Selatan, tidak ada kegagalan dari segi teknis struktur.
Disampaikan Putu, isu yang berkembang di masyarakat mengenai kondisi bangunan yang miring harus diluruskan. Karena menurutnya setelah dilakukan pengecekan dengan menggunakan peralatan teknis tidak ditemukan adanya kemiringan.
"Sedikit pun tidak ada. Tapi itu hanya masalah manajemen pengelolaan dari pemilik saja," kata Putu di Jembatan II, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis, 22 Agustus 2013
Putu menuturkan, Dinas P2B juga sudah memanggil pemilik dan pengelola Menara Saidah untuk melaporkan kejelasan nasib dari bangunan bernuansa Romawi itu. Pembiaran gedung dianggap mengganggu keindahan tata kota.
"Pemiliknya belum datang karena Menara Saidah itu bagian dari arsitektur kota. Gedung itu harus dikelola dengan baik karena bagian dari elemen kota yang perlu diperhatikan keindahannya," katanya.
Kemudian Putu menambahkan, yang menjadi permasalahan lagi, Dinas P2B kewenangannya hanya bisa mengimbau saja supaya bangunan tersebut bisa dikelola dengan baik meski gedung itu tidak difungsikan lagi. Minimal disesuaikan dengan harapan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Kalau itu tidak difungsikan paling tidak fase bangunan di lingkungannya disesuaikan dengan keinginan pemerintah kota," tutunya.
Menara Saidah merupakan bangunan bernuansa romawi dan keadaannya sudah tidak terawat. Dua buah patung Julius Caesar serta dua patung singa berada tepat di pintu masuk. Patung tersebut sudah terlihat kusam dan tidak terurus.
Ada 12 pilar berwarna hijau yang berdiri kokoh di depan lobi. Beberapa catnya sudah mulai pudar dan mengelupas. Tanaman liar tumbuh di sekeliling gedung menunjukkan bahwa gedung itu sudah lama ditinggalkan.
Menara Saidah awalnya berfungsi sebagai pusat perkantoran. Sebelumnya nama gedung itu adalah Gedung Grasindo yang kemudian direnovasi besar-besar dan namanya diubah Menara Saidah.
Nama yang diberikan pada gedung ini diambil dari nama pemiliknya, Saidah Abu Bakar Ibrahim. Gedung ini diresmikan pada tahun 2001.
Saat masih difungsikan, Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia (sekarang berubah nama menjadi Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal) pernah berkantor di lantai 18 gedung itu.
Gedung itu juga sempat berfungsi sebagai tempat acara buka bersama artis Inneke Koesherawati, yang menikah dengan salah satu keluarga Saidah, Fahmi Darmawansyah.
Menara Saidah memiliki 30 lantai, dibangun pada tahun 1995 hingga 1998 oleh PT Hutama Karya dan merupakan gedung tinggi pertama yang dibangun oleh kontraktor tersebut. Renovasi besar-besaran dilakukan termasuk menambah ketinggian gedung awal yang 15 lantai menjadi 28 lantai. (umi)
sumber | wowunic.blogspot.com | http://metro.news.viva.co.id/news/read/438468-p2b--tidak-ada-kegagalan-teknis-struktur-di-menara-saidah
UNIC 22 Aug, 2013
-
Source: http://wowunic.blogspot.com/2013/08/dinas-pengawasan-bangunan-dki-menara.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com