Kelaminmu, martabatmu!
Lampu dari salah satu kamar di lantai tiga barak L menyala, sebentar kemudian redup. 30 detik setelahnya jendela di kamar itu terang, lalu gelap. Terang dan gelap ini membuat pola dengan interval 30 detik hingga setelah nyala ketujuh kamar tersebut gelap. Sebuah sosok bertopi melesat dalam gelap dari arah jembatan. Dia menerobos kabut pekat tidak gentar dengan gemuruh suara air sungai yang beriak lantang di bawah jembatan. Sosok bertopi melangkah maju ke bangunan empat lantai di hadapannya dan dengan perlahan menapaki anak-anak tangga. Sementara di seberang sana seorang lelaki tinggi besar berbisik di handy talky, â??Babi 2 pada Babi 1, kita bisa mulai memangsa kucing kimpoi sekarang, komandan?â??
"Babi 1 pada babi 2 , tunggu dulu biarkan mereka beraksi! Babi 3 dan Babi 4 kalian masih siaga?"
"Babi 3 pada babi 1, kami tunggu perintah komandan"
"Babi 4 pada babi 1 saya juga komandan"
"OK kalian tunggu komando saya" Babi 1 menaruh handy talkienya di sisi kanan celana dan kembali memonitor sosok bertopi.
Bayangan sosok bertopi itu sekarang berjingkat menuju 1 kamar di ujung lorong sebelah kanan lantai 3. Dia mengetuk pintu 7 kali. Tanpa jeda pintu terbuka, laki-laki di dalam langsung menariknya masuk ke kamar dan segera menutup pintu. Hanya ada suara kecupan, desahan, grudak-gruduk, tempat tidur besi bertingkat berderit setelahnya. Hanya Tuhan dan mereka berdua yang tahu apa yang terjadi di balik kamar sempit itu.
"Babi 2, 3 dan 4 sekarang kita naik!"
Sang komandan segera keluar dari kegelapan, diikuti tiga laki-laki tegap berhelm putih dari arah berlainan. Barak khusus karyawan pria non staf berlantai empat ini memang sepi di Sabtu malam. Sebagian karyawan turun ke Timika mencari hiburan malam, sebagian lain cukup puas menikmati hiburan seadanya, musik dan makanan kuliner Indonesia di Cafe Honai. Sebagian lain cuti dan karyawan yang besok mempunyai shift kerja sudah tertidur pulas dari jam 8 malam saat langit Subuh masih gelap, mereka sudah harus siap menanti bis ke tempat kerja.
Mirip adegan penyergapan di film detektif Hollywood, keempat orang tadi sudah berdiri dengan posisi siaga di depan pintu kamar L325.
"Siap?" Komandan menoleh ke kiri dan kanan memastikan ketiga anggotanya dalam keadaan siap beraksi. Namun adegan berikutnya hanyalah anti klimaks dari adegan sebelumnya, tidak sedramatis film kriminal hollywood. Sang komandan membuka akses pintu dengan kartu ID karyawannya. Dalam sekejap tanpa ada tendangan keras di pintu, ruangan terbuka. Keempat orang anggota penjaga Keamanan langsung menyalakan senter yang biasa dipakai pekerja tambang di dalam gunung. Keempat nyala senter itu berputar-putar mencari target dan berhenti beririsan di satu titik yang membuat pantat perempuan montok terlihat sangat jelas di gelap kamar. Sepasang manusia yang tengah melepas nafsu, tampak kaget dengan kehadiran tamu tak diundang. Sang perempuan yang tadi bergelinjang di atas tubuh laki-laki tak berpakaian, jatuh ke lantai. Bruk! Kedua tangannya sibuk mencari-cari jaket atau apapun untuk menutupi tubuh montoknya.
â??Kalian saya berikan waktu 10 menit untuk berpakaian!â?? keempat petugas penjaga keamanan Perusahaan meninggalkan dua insan dimabuk nafsu ini di dalam kamar.
Tanganku meraba-raba meja di sebelah kanan tempat tidur, mencari sumber suara. â??Rasanya aku tidak mengatur jam untuk bangun di tengah malam!â?? keluhku dalam hati masih dengan mata tertutup. Kumatikan Jam waker di meja. Tapi suara itu masih ada.
"Orang gila mana yang menelpon tengah malam begini? Orang Jakarta ngga tahu ya di Papua sudah midnite?â?? aku mulai bersumpah serapah
Di Amolepura, lewat jam 9 kota kecil ini seperti kota mati, sunyi senyap, dingin dibalut kabut putih pekat. Semua orang sudah asyik dalam mimpinya, berlindung dari dinginnya Amolepura dengan bantuan alat pemanas di dalam kamar. Tengah malam, kami sudah terlelap dalam mimpi-mimpi.
"Malaaamâ??
"Selamat malam Ibu Raisaâ??
Aku melihat layar telepon seluler, bukan nomor Jakarta.
â??Maaf mengganggu Ibu Raisa, kami dari Satuan penjaga keamanan Amolepura. Malam ini ada salah 1 karyawannya tertangkap tangan melakukan perbuatan zina di barak L"
Mataku yang tadi setengah terbuka langsung terbelalak.
"Maaf Pak, bisa disebutkan nama, nomor identitas karyawan dan departemennya? Mungkin Bapak salah orang" Di area konsesi ini banyak perusahaan privatisasi dan kontraktor, jadi mungkin saja orang yang tertangkap bukan kolegaku.
Laki-laki Jawa di seberang telpon menyebutkan nama karyawan tadi.
"Non staff?"
"Ya Bu Raisa, dari barak L" jelasnya.
Ah pertanyaan bodoh macam apa yang baru saja kutanyakan? Semua orang tahu Barak L salah satu dari sekian barak untuk karyawan non staff.
Aku menggeleng-gelengkan kepala. Setelah belasan tahun bekerja di bidang SDM baru kali ini menangani masalah karyawan yang tertangkap melakukan perbuatan asusila di lokasi dan aset Perusahaan dengan seorangg karyawati. Terlebih lagi fakta yang mengagetkanku karyawan ini sudah mempunyai istri di Jakarta sana! Ancaman hukuman dari pelanggaran ini tidak bisa dinegosiasi, dia hrs diPHK tanpa pesangon dan secepatnya harus hengkang dari Amolepura. Tidak ada ampunan untuk karyawan yang masih dalam ikatan pernikahan berzina di area konsesi tambang. PHK dengan tidak hormat, itulah hukumanmu!
Budaya di Amolepura, perusahaan tambang emas dari Lousiana, Amerika Serikat ini sebenarnya sangat Amerika. Petunjuk umum dan fasilitas ditulis Petunjuk umum dan fasilitas ditulis dalam bahasa Inggris, contohnya aula makan dinamakan mess hall, titik point disebut mille point bukan kilometer, nama jalan dinamakan Street 1 hingga Street 30, pengelompokkan dengan nama Inggris Hidden Valley, Rainbow atau Ridge Camp dan lain-lain istilah berbau Amerika. Acara barbeque gratis diadakan tiap Minggu siang, belum lagi pesta halloween di Cafe Lupa Lelah dengan sajian musik & aneka minuman keras dari bir hingga yang termahal seperti wine, vodka, atau champagne dengan peserta pesta yang heboh mengenakan kostum horor ala film Hollywood.
Sebenarnya sejak belasan tahun lalu selalu ada gosip tentang karyawan dan karyawati yang tersandung perkara esek-esek ini. Kebanyakan antara sesama lajang tapi ada pula lelaki beristri dengan karyawati lajang. Tetap saja peristiwa yang sama terulang. Entah karena udara malam yang dinginnya mengalahkan Puncak Pas, Bogor. Mungkin juga karena stress di tempat kerja dan hasrat laki-laki dewasa yang tidak tersalurkan setelah sekian purnama. Entah karena cinta lokasi berada di daerah pedalaman Papua selama sekian bulan yang membuat empati dengan mudahnya tumbuh di hati keduanya. Kalau pelaku sama-sama bujangan, dalam waktu tiga bulan keduanya harus menikah. Jika menolak dinikahkan? Siap-siap angkat koper dari Amolepura untuk selama-lamanya. Pikiran usilku tidak bisa membayangkan bagaimana jika mereka melakukan hubungan seksual karena keisengan nafsu nakal mereka sementara keduanya atau pihak pria sama sekali tidak ada perasaan cinta? Neraka seperti apa yang akan mereka hadapi jika harus tinggal serumah dengan orang yang tidak mereka cintai? Pasti mereka akan menyumpahi nafsu keparat yang tidak bisa mereka kendalikan dengan bijak.
Gosip di kota kecil ini mudah menyebar seperti bau busuk ikan yang walau disembunyikan akan tercium juga. Dalam hitungan detik rumor akan menyebar dari mulut ke mulut. Para pewarta gosip pun akan senang menceritakan nasib sial orang. Keesokan harinya si pelaku perempuan menjadi musuh bersama para karyawan perempuan dan istri-istri karyawan. Semua mata memandang dengan tatapan menyelidik, wajah-wajah sok suci yang menghakimi mereka orang terkotor. Sementara karyawan yang lain menertawakan kebodohan mereka, kenapa bisa tertangkap Pertugas keamanan perusahaan. Yang lainnya berkomentar, "Bodoh, kenapa ngga bisa nahan untuk check in di Timika?" Karyawan yang tidak mau ketinggalan berita, akan segera mengecek nama, wajah, departemen dan barak si pelaku asusila di portal perusahaan.
Salah satu gosip yang cukup heboh ketika ada berita salah seorang kapster di Salon Derry di Shopping Family tertangkap sedang berhubungan badan dengan karyawan beristri di dalam mobil Ford Perusahaan. Sang kapster dikabarkan stylist dari ibu pejabat tertinggi di Amolepura. Tanpa diperintah semua karyawan yang ingin tahu kelanjutan gosip ini langsung melihat data si kapster di website, datanya belum dihapus, berarti dia masih belum diusir dari Amolepura. Hingga beberapa hari kemudian, kami tidak menemukan data Mbak Kapster yang ramah. Mungkin Ibu Pejabat merasa tidak enak dianggap tebang pilih, terpaksa beliau harus mengalahkan kepentingan pribadinya untuk selalu terlihat cantik dan rapi dengan rambut sasak tinggi, ciri khas ibu-ibu pejabat Indonesia. Gosip lain beredar, Ibu Pejabat tetap mempertahankan sang mbak Kapster karena mbak ini piawai menata rambutnya tetapi kapster dari desa di Jawa Tengah ini mengajukan pengunduruan diri, tidak tahan dengan tatapan sinis ibu-ibu di Amolepura.
Di Amolepura ada kekuasaan â??the invisible handâ??. Mereka ini adalah istri-istri para karyawan yang mendapat perumahan di dalam Amolepura.
Postingan menarik lainnya:
26 Nov, 2012
-
Source: http://kaskusbetarefresh.blogspot.com/2012/11/gosip-atau-fakta-cerita-kehidupan-di.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com